Saturday, May 25, 2019

Support Bidan dalam Pemberian Asuhan Persalinan

Support Bidan dalam Pemberian Asuhan Persalinan


Support Bidan dalam Pemberian Asuhan Persalinan

Tujuan asuhan selama persalinan dan kelahiran

  1. Melindungi keselamatan ibu dan bayi baru lahir (BBL) 
  2. Memberi dukungan pada persalinan normal, mendeteksi dan menatalaksana komplikasi secara tepat waktu 
  3. Memberi dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran bayi

Dukungan persalinan

Adalah asuhan yang sifatnya mendukung yaitu asuhan yang bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan, dimana ibu dibebaskan untuk memilih pendamping persalinan sesuai keinginannya, misalnya suami, keluarga atau teman yang mengerti tentang dirinya. Idealnya pendampingan ini dilaksanakan semenjak pra persalinan yang dapat membantu memutuskan rencana tempat persalinan, pemakaian alat kontrasepsi dan kejadian lain yang tidak diharapkan.

Hasil penelitian sehubungan dukungan persalinan

  1. Field (2004)
    Diketahui bahwa ibu-ibu ynag mendapatkan massase dan pendampingan mengalami penurunan kejadian depresi, kecemasan dan nyeri serta perasaan yang positif. Pada kondisi ini ibu yang mendapatkan sentuhan berdampak signifikan terhadap lama persalinan lebih pendek (yaitu 8 jam dibandingkan dengan ibu yang persalinannya tidak didampingi waktu persalinannya 11  jam), menurunkan angka kejadian persalinan dengan tindakan, memperpendek waktu perawatan di RS dan mengurangi kejadian depresi post partum.
  2. Odent dalam Simpkin (2004)
    Jika wanita dibiarkan melahirkan “dengan cara sebagaimana mamalia”, maka persalinannya itu cenderung berlangsung tanpa kesulitan. Secara alamiah mamalia akan mencari tempat yang privasi, nyaman dan menyenangkan, tenang dengan pencahayaan yang kurang ketika mereka akan melahirkan.
    Lingkungan seperti ini akan mengurangi aktivitas neokorteks dan memungkinkan otak tengah dan batang otak lebih berperan dalam mengatur kerja prostaglandin dan hormon-hormon yang memacu proses persalinan .
    Odent mengatakan bahwa lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak familiar bagi si ibu dimana banyak orang asing, banyaknya sejumlah pertanyaan, cahaya yang terang berperan merangsang neokorteks menghasilkan kotekolamin yang dapat menghambat kemajuan persalinan.
  3. Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO (2003)
    Hasil penelitian secara random contolled trials telah memperlihatkan efektifnya dukungan fisik, emosional, dan psikologis selama persalinan dan kelahiran.
  4. Cochrane database
    Suatu kajian ulang sistematik dari 14 percobaan yang melibatkan 5000 wanita memperlihatkan bahwa kehadiran pendamping secara terus menerus selama persalinan dan kelahiran akan menghasilkan kelahiran dengan vakum dan forseps serta sectio cesarea (SC) semakin sedikit, skor apgar < 7 lebih sedikit, lamanya persalinan semakin memendek, dan kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman melahirkan.
  5. Ball (1987), Hidnett dan Osborn (1989)
    Riset yang dilakukan oleh Ball (1987) dan Hidnett serta Osborn (1989), menyatakan bahwa kehadiran support pada ibu selama persalinan akan menimbulkan kekuatan dan perasaan aman serta nyaman bagi ibu. Hal ini diasumsikan dengan menurunnya lama persalinan, penurunan komplikasi perinatal dan menurunkan kebutuhanpemberian oksitosin (Klaus et al 1986)

Dukungan persalinan

  1. Sederhana
  2. Efektif
  3. Murah
  4. Resiko rendah
  5. Kemajuan persalinan bertambah baik
  6. Hasil persalinan bertambah baik

Metode-metode dukungan persalinan

Asuhan dan dukungan bagi ibu
  1. Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (orang terdekat : suami, orang tua, sahabat)
  2. Pengaturan posisi : duduk atau setengah duduk, merangkak, berjongkok, berdiri, berbaring miring kekiri
  3. Relaksasi dan pernafasan
  4. Istirahat dan privasi
  5. Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
  6. Asuhan diri
  7. Sentuhan

Kategori untuk metode dukungan persalinan

  1. Mengurangi nyeri pada sumber nyeri
  2. Memberi perangsang alternatif yang kuat untuk mengurangi sensasi nyeri atau menghambat rasa sakit
  3. Mengurangi reaksi negatif emosional dan atau reaksi fisik wanita terhadap rasa sakit

Mengurangi reaksi negatif emosional dan atau reaksi fisik wanita terhadap rasa sakit

  1. Mempertahankan kehadiran pendamping persalinan
    1. Kehadiran seorang pendamping tetap dan terus menerus
    2. Berusaha untuk menciptakan kenyamanan fisik : eliminasi, pakaian, nutrisi dan lain-lain
    3. Berusaha menciptakan kenyamanan emosional seperti visualisasi suara, ruangan, berdoa dan lain-lain
  2. Latihan relaksasi dan pernafasan
    1. Teknik nafas lambat
    2. Teknik pola nafas dangkal
  3. Menjaga privasi lingkungan

Perubahan posisi dan pergerakan

Beberapa posisi yang dianjurkan bagi ibu bersalin (WHO, 2003), diantaranya :
  1. Posisi miring ke kiri : posisi ini memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenasi yang baik bagi bayi dan membantu mencegah terjadinya laserasi
  2. Posisi duduk atau setengah duduk : posisi ini lebih memudahan bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/support perineum
  3. Posisi merangkak : posisi ini baik untuk ibu bersalin yang mengalami nyeri punggung, membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan minimal pada perineum
  4. Posisi berjongkok atau berdiri : membantu penurunan kepala bayi, memperbesar ukuran panggul, menambah 28% ruangan outletnya, memperbesar dorongan untuk meneran (bisa memberi kontribusi pada laserasi)



Referensi :
  1. Hodnett, ED. 2000. Caregiver Support For Women In Labour (Cochrane Review) : In The Cochrane Library Issue 3. Oxford
  2. Simkin, P. 1995. Reducing Pain and Enhancing Progress In Labour : A Guide Nonpharmacologic Methods for Maternity Caregivers. Birth 22 : 3, page 161-171
  3. Varney, Helen. 1999. Varney’s Midwifery. 3rd Edition. Sudbury Massachusetts : Jones Bartlett


Sumber : Jurnalis Kebidanan


Demikianlah artikel singkat dari kami ini yang berjudul Support Bidan dalam Pemberian Asuhan Persalinan. Semoga apa yang telah kami berikan dan sajikan diatast tersebut dapat bermanfaat dan berguna bagi teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya.

Saturday, May 11, 2019

Teknik Relaksasi dan Distraksi Dalam Nyeri Kehamilan

Teknik Relaksasi dan Distraksi Dalam Nyeri Kehamilan



Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan yang disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami ketidaknyamanan tersebut. Cara meringankan ketidaknyamanan bisa membuat perbedaan yang signifikan dalam cara wanita tersebut memandang pengalaman kehamilannya. Dasar fisiologis, psikologis dan anatomis untuk masing-masing ketidaknyamanan tersebut diberikan untuk merangsang pemikiran selanjutnya tentang cara-cara meringankannya. Cara-cara meringankan tersebut didasarkan pada penyebab dari ketidaknyamanan tersebut serta diarahkan ke penatalaksanaan symptomatik.

Teknik Relaksasi dan Distraksi Saat Nyeri Kehamilan

Rasa letih

  • Rasa letih sering terjadi selama trimester pertama tanpa diketahui penyebabnya. Salah satu sangkaan yang diajukan ialah penurunan awal dalam laju metabolik dasar pada awal-awal kehamilan, tetapi mengapa hal itu terjadi tidaklah jelas. Untunglah hal ini hanya merupakan ketidaknyamanan yang terbatas, biasanya akan lenyap pada akhir trimester pertama. Namun, hal tersebut bisa mempunyai efek meningkatkan intensitas respon psikologis yang dialami wanita selama masa tersebut.
  • Langkah-langkah peringanannya ialah meyakinkan ibu tentang kenormalan rasa letih tersebut serta pengurangan dengan sendirinya pada trimester kedua di kemudian hari. Hal ini akan dapat membantu ibu tersebut untuk mengambil lebih banyak waktu istirahat pada siang hari hingga masa ini berlalu. Sedikit senam berikut konsumsi makanan yang bergizi akan dapat melawan rasa letih ini.


Punggung atas sakit (bukan karena penyakit)

  • Sakit punggung bagian atas bisa terjadi selama trimester pertama oleh karena pertambahan ukuran dan akibat beratnya payudara, yang juga merupakan pertanda presumtif kehamilan.
  • Langkah peringanan, karenanya ialah dengan mengenakan BH yang cocok ukurannya dan menopang payudara. Dengan menambah mobilitas payudara, BH yang pas dan menopang juga akan mengurangi ketidaknyamanan kelembutan payudara akibat pembesaran.


Kram kaki

  • Alasan-alasan fisiologis dari kram di kaki ini tidaklah jelas diketahui. Selama sekian tahun, kram di kaki dianggap disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya konsumsi kalsium atau ketidakseimbangan dalam perbandingan kalsium-fosfor didalam tubuh, tetapi semua penyebab ini sekarang tidak lagi dinyatakan demikian dalam literatur-literatur saat ini.
  • Satu aliran lain menganggap bahwa uterus yang membesar memberikan tekanan pada pembuluh-pembuluh darah panggul, dan dengan demikian mempengaruhi sirkulasi, atau pada syaraf saat mereka meresap melalui foramen obturator dalam perjalanannya ke tungkai bagian bawah. Langkah-langkah peringanan yang disarankan adalah sebagai berikut :
    1. Anjurkan wanita tersebut meluruskan kakinya yang kram dan meruncingkan telapak kakinya (mendorsifleksikan telapak kakinya). Jika wanita tersebut sedang diatas tempat tidur, maka akan memerlukan penekanan yang kuat dan terus menerus terhadap dasar telapak kakinya, baik oleh tangan seseorang atau oelh papan penahan ranjang bagian bawah, atau ditekankan. Jika wanita tersebut sedang berdiri, maka lantai bisa berfungsi untuk itu. Langkah ini hampir dapat dipastikan bisa dengan segera memperbaiki sirkulasi.
    2. Senam umum dan kebiasaan gerakan tubuh (body mekanik) yang baik untuk memperbaiki sirkulasi
    3. Mengangkat kaki lebih tinggi secara periodik sepanjang hari
    4. Diet yang meliputi baik kalsium maupun fosfor


Edema tungkai

  • Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak. Setiap pakaian yang ketat dan membatasi dan menghambat aliran balik darah dari tungkai bagian bawah akan menambah parahnya masalah ini. Edema tungkai pada tungkai pada umumnya akan terlihat dibagian pergelangan kaki dan harus cermat dibedakan dari edema yang berkaitan dengan pre eklampsia/eklampsia. Langkah-langkah peringanannya meliputi hal-hal berikut :
    1. Menghindari pakaian-pakaian yang ketat
    2. Menaikkan kaki secara periodik sepanjang hari
    3. Memposisikan diri dalam keadaan miring pada saat berbaring
    4. Mengenakan penopang atau korset abdominal yang bisa meringankan tekanan pada vena-vena panggul.


Varikositas/varises

  • Sejumlah faktor ikut menentukan perkembangan varikositas selama kehamilan. Vena-vena varikositas adalah lebih mungkin terjadi pada wanita yang memiliki kecenderungan familial atau kecenderungan bawaan. Varikositas bisa timbul dari sirkulasi vena yang terganggu serta pada vena yang mengalami tekanan meningkat pada tungkai bagian bawah. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh tekanan dari uterus yang membesar pada vena panggul ketika wanita tersebut sedang duduk atau berdiri dan pada vena cava inferior ketika ia sedang berbaring menggeletak. Setiap pakaian yang dapat menghambat aliran balik vena dari tungkai bagian bawah atau karena berdiri terlalu lama akan membuat masalah ini lebih parah. Relaksasi yang diakibatkan oleh progesteron atas dinding vena serta katup-katupnya dan sekeliling otot-otot halus (rata) juga akan ikut memicu berkembangnya varikositas.
  • Varikositas selama masa kehamilan paling jelas menonjol kelihatan pada bagian kaki dan atau vulva. Langkah-langkah peringanan yang spesifik bagi varikositas vulva diantaranya adalah :
    1. Penggunaan kaus kaki penunjang, verban atau stocking elastis, yang dipakai setelah mengangkat kaki sebelum bangun
    2. Menghindari pakaian yang terlalu sempit
    3. Menghindari berdiri terlalu lama
    4. Saat istirahat, kaki dinaikan/ditinggikan secara periodik sepanjang hari
    5. Berbaring dalam posisi tegak lurus beberapa kali sehari (ibu tidur ditempat yang rata lalu kaki dipijakkan ke tembok sehingga antara kaki, pantat dan tembok seolah2 membentuk sudut 90ᴼ)
    6. Mengambil posisi bersandar miring beberapa kali sehari (boleh miring ke kanan atau pun ke kiri, dimana posisi kaki yang ada pada bagian bawah diluruskan sedangkan posisi kaki yang ada pada bagian atas agak ditekuk sedikit)
    7. Menjaga agar kaki tidak bersilang bila duduk
    8. Jika memungkinkan duduk dengan posisi kaki ditinggikan dan jangan berdiri
    9. Mempertahankan postur dan mekanisme tubuh yang baik
    10. Ikut serta dalam senam ringan dan berjalan kaki, untuk membantu peningkatan sirkulasi
    11. Memberikan penopang fisik untuk varikositas vulva dengan bantalan karet busa yang dipegang ditempatnya dengan tali pinggang yang saniter
    12. Mengenakan penopang abdominal ibu atau tali pengikat, untuk mengurangi tekanan pada vena panggul
    13. Melakukan senam kegel untuk varikositas vulva atau hemoroid/wasir, untuk meningkatkan sirkulasi


Nyeri urat (ligamen) bundar

  • Ligamen (urat) bundar melekat pada kedua sisi uterus persis dibawah dan didepan jalan masuk tuba fallopii, ligamen-ligamen ini kemudian melintasi ligamen yang lebar didalam sebuah lipatan peritoneum, melintasi kanal inguinal dan masuk menusuk didalam bagian anterior (atas) dari labia mayora pada kedua sisi perineum. Ligamen-ligamen tersebut sebagian besar terdiri dari otot-otot halus-rata yang bersambung terus dengan otot uterus. Jaringan otot ini memungkinkan ligamen-ligamen bundar untuk berhipertropi selama kehamilan, dan pada hakikatnya, ikut meregang saat uterus membesar. Secara anatomis, ligamen-ligamen bundar tersebut mau tidak mau harus meningkatkan ukuran panjangnya saat uterus membesar dan naik ke atas ke dalam abdomen. Rasa nyeri ligamen bundar diyakini adalah disebabkan oleh pemelaran dan juga oleh karena tekanan dari uterus yang terus bertambah berat terhadap ligamen-ligamen tersebut. Hal ini merupakan ketidaknyamanan yang sangat umum yang harus dibedakan dari penyakit saluran gastro intestinal dan organ abdomen, misalnya usus buntu, peradangan kantung empedu, dan bisul perut. Satu ciri yang dapat membantu dalam perbedaan ini ialah melebarnya rasa nyeri tersebut ke daerah lipatan paha inguinal.
  • Langkah-langkah pentalaksanaannya tidak banyak dan tidak terlalu bisa efektif. Nyeri ligamen itu merupakan salah satu dari ketidaknyamanan yang mau tidak mau harus diterima oleh para wanita hamil. Langkah-langkah penatalaksanaannya diantaranya :
    1. Menekuk lutut kearah abdomen
    2. Membungkukan badan ke arah yang sakit untuk mengendorkan rentangan ligamen
    3. Mengangkat panggul
    4. Mandi air hangat
    5. Menopang uterus dengan sebuah bantal dibawahnya dan sebuah bantal lain diantara dengkul pada waktu berbaring miring
    6. Memakai penopang abdomen atau korset ibu.


Rasa sakit pada punggung bawah (bukan karena penyakit)

  • Rasa sakit punggung merupakan sakit punggung yang terjadi di bagian lumbosakral. Nyeri tersebut biasanya akan bertambah parah dalam intensitasnya pada kehamilan lanjut, karena hal ini memang disebabkan pergeseran dari titik gaya berat dan juga posturnya, perubahan-perubahan ini dihasilkan oleh bobot dari uterus yang membesar. Masalah ini akan bertambah parah jika otot abdomen wanita tersebut longgar atau lemah, otot-otot ini tidak memberikan topangan kepada uterus yang terus membesar.
  • Penatalaksanaan dalam mengatasi nyeri punggung bagian bawah :
    1. Posisi tubuh yang baik
    2. Gerak tubuh yang tepat untuk mengangkat
    3. Hindari emmbengkokan tubuh, mengangkat secara berlebihan, atau berjalan tanpa periode istirahat
    4. Menggunakan sepatu bertumit rendah/tidak bertumit, karena sepatu bertumit tinggi tidak stabil
    5. Jika masalah menjadi berat, penopang perut eksternal dianjurkan, seperti korset atau penopang perut
    6. Kehangatan (tidak terlalu panas) pada punggung seperti bantal hangat, mandi air hangat
    7. Pemberian es pada punggung
    8. Pijitan/urut punggung
    9. Menggunakan matras yang keras serta tidur menggunakan bantal untuk meluruskan punggung
  • Perubahan dalam pusat gravitasi yang timbul dari uterus yang membesar dan berat dapat menyebabkan wanita tersebut mengalami posisi dimana bahunya berada jauh ke belakang dan kepalanya dilenturkan ke depan dalam usaha untuk mengimbangi bagian depannya yang berat dan punggung yang melengkung. Posisi tubuh ini dianggap menyebabkan kompresi syaraf pada lengan, yang akan menyebabkan rasa gatal dan mati rasa pada jari-jari. Langkah-langkah peredaan mencakup penjelasan tentang kemungkinan penyebab dan anjurkan untuk mengambil posisi tubuh yang baik. Beberapa wanita memperoleh perbaikan hanya dengan berbaring. Kelemahan dari otot-otot abdominal adalah lebih umum pada wanita yang sudah banyak sekali mengalami kehamilan dan melahirkan, yang tidak melakukan senam dan tidak mendapatkan kembali tonus abdominalnya setelah setiap kali habis melahirkan. Wanita primigravida biasanya memiliki tonus otot yang baik sekali, karena otot-otot mereka sebelumnya belum pernah meregang.
  • Sakit punggung juga bisa disebabkan oleh pembungkukan yang berlebihan, berjalan terus tanpa istirahat, dan mengangkat barang, terutama jiak semua hal tersebut dilakukan ketika wanita tersebut sedang lelah. Kegiatan semacam itu akan menambah ketegangan pada punggung. Pergerakan tubuh yang benar dalam hal mengangkat benda berat adalah sangat penting untuk menghindari ketegangan otot. Ada dua prinsip yang harus diikuti :
    1. Merunduk dan bukannya membengkokan tubuh untuk mengangkat sesuatu sehingga kaki (paha) dan bukannya punggung yang memikul beban dan merentang
    2. Rentangkan kaki dan letakkan satu kaki agak didepan yang lain ketika merunduk sehingga ada landasan luas bagi keseimbangan ketika berdiri dari posisi merunduk.



MENGURANGI RASA SAKIT SAAT PERSALINAN

  • Persepsi rasa sakit sangat bervariasi tergantung pada keadaan emosional ibu. Dukungan yang baik selama persalinan dapat menenangkan dan mengurangi rasa sakit. Rasa sakit ini dapat dikurangi dengan mengalihkan perhatian ibu melalui menganjurkan ibu berjalan-jalan atau mengubah posisi yang nyaman sesuai kehendak ibu.
  • Peran dari pendamping persalinan juga sangat bermanfaat untuk memberikan support persalinan atau pun melakukan massase punggung atau mengusap mukanya diantara kontraksi. Teknik mengurangi rasa sakit juga dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pernafasan tertentu atau dengan berendam air hangat untuk memberikan efek rileksasi.


Posisi mengatasi gangguan rasa nyaman pada fase 1 laten

Posisi yang nyaman untuk mengatasi rasa sakit pada setiap tahap tidak sama. Cobalah beberapa posisi agar dapat mengikuti proses yang terjadi. Suami atau pendamping persalinan lainnya dapat memberi semangat dan membantu meringankan ketidaknyamanan yang dialami ibu dengan mengurut pinggang belakang serta menenangkan ibu.
  1. Duduk
    Duduklah di kursi dengan menghadap ke belakang, kedua kaki dilebarkan. Rebahkan kepala ke sandaran kursi, sementara suami mengurut punggung isteri.
  2. Bersandar tegak
    Pada saat kontraksi, bersandarlah pada sesuatu yang dekat seperti dinding, punggung kursi atau tempat tidur. Berlututlah bila perlu dan letakan bantal di lantai untuk menahan lutut. Condongkan panggul ke depan, lalu kembali ke posisi semula.
  3. Bersandar ke depan
    Duduk menghadap sandaran kursi dengan kedua kaki mengangkang. Letakkan sebuah bantal di sandaran kursi supaya kepala dan tangan tidak sakit. Selain pada kursi, ibu dapat juga bersandar pada tubuh suami, pintu, meja dan lain-lain.
  4. Berlutut ke depan
    Ibu dapat mengatasi rasa sakit dengan berlutut dilantai dengan kaki melebar. Gunakan beberapa bantal besar untuk menopang. Punggung tetap lurus. Setelah itu, duduklah dengan posisi miring diantara kontraksi.
    Naikkan pantat dengan kepala tetap diatas bantal akan membantu mengurangi sakit di punggung (karena kepala bayi menekan perut)
  5. Mengatasi sakit punggung
    Berlutut dengan bertumpu pada kedua lutut dan lengan, serta punggung lurus dapat mengurangi sakit saat kontraksi. Letakkan bantal dibawah lutut. Saat diantara kontraksi, bersandarlah ke depan atau duduklah bersila.
  6. Miring ke depan
    Miringkan panggul beberapa kali ke depan dan belakang diantara kontraksi, lalu beristirahatlah dengan meletakan kepala di lengan. Tekanan kepala bayi pada punggung akan berkurang.
  7. Jangan meneran
    Jika pembukaan belum sepenuhnya lengkap, jangan meneran dulu, aturlah posisi seperti bersujud/menungging, tapi kaki diluruskan, dan kepala menghadap ke samping dan diletakkan diatas lengan sambil melakukan pernafasan pendek-pendek.
  8. Mengurut punggung (massase)
    Ibu mengurut bagian bawah punggung dengan telapak tangannya, dengan gerakan berputar. Taburkan bedak talk untuk menghindari lecet pada kulit. Selain dapat mengurangi sakit punggung, juga dapat memberikan efek tenang dan tenteram pada ibu. Disini amat besar peran pendamping untuk memberikan perhatian kepada ibu, tidak hanya dalam hal massase tapi juga dalam bentuk kalimat-kalimat yang berisi motivasi kepada ibu.


Teknik mengatur pernafasan

  1. Pernafasan tahap 1
    Setiap kali kontraksi, dari awal sampai berakhir, tariklah nafas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Pada puncak kontraksi, bernafaslah ringan dan pendek-pendek melalui mulut.
    Bernafas pendek-pendek yaitu bernafaslah dengan mulut sewaktu kontraksi memuncak, tapi jangan terlalu lama karena dapat mengakibatkan pusing.
  2. Pernafasan saat transisi
    Kontraksi akan terjadi selama satu menit dan bisa terasa setiap menit. Agar ibu tidak meneran terlalu awal katakan : “huh-huh, pyuh”, sambil bernafas pendek-pendek. Lalu bernafaslah panjang. Setelah itu bernafaslah perlahan dan teratur.
    Mengatur pernafasan dapat dilakukan dengan menarik nafas pendek-pendek untuk mengurangi rasa sakit selama tahap kedua, selain untuk menahan keinginan meneran.
  3. Menolong diri sendiri
    Jika kontraksi semakin kuat dan sering, cobalah beberapa posisi yang pernah dicoba sebelumnya. Bila ibu ingin berbaring, lakukan berbaring miring, jangan terlentang. Gunakan beberapa bantal untuk menyangga kepala dan paha.
  4. Menghadapi kontraksi
    1. Bergerak terus diantara kontraksi untuk mengatasi rasa sakit
    2. Pusatkan perhatian pada pernafasan untuk mengalihkan perhatian pada kontraksi
    3. Rileks sewaktu tidak kontraksi untuk menghemat tenaga
    4. Jangan menahan BAK agar kandung kemih tidak penuh saat bayi keluar
    5. Punggung tetap lurus agar bayi tetap di mulut rahim. Kontraksi akan menajdi lebih kuat
    6. Jika terasa sakit, berteriaklah atau menangis. Jangan ditahan atau merasa malu.
    7. Pusatkan perhatian pada suatu objek tertentu untuk mengalihkan perhatian dari rasa sakit.

  5. Bersandar pada suami
    Jika ibu masih bisa berjalan pada awal persalinan, berhentilah saat terjadi kontraksi dan bersandarlah pada suami.

Suami dapat turut berperan dalam proses persalinan dengan menghibur dan memberi semangat. Bersabarlah, walaupun isteri menjengkelkan pada saat dia sangat menderita. Ingatkan ibu akan latihan teknik pernafasan, usap keningnya yang berkeringat, peluk bahunya, urut punggungnya dan beri minum bila ibu haus.


Daftar Referensi :
  • Bennet, V. R. & Brown L.K. 1996. Myles. ed 12. London : Chounchil Livingstone
  • Fenwick, Elisabeth. 1999. Tips Penting Melahirkan. Jakarta : Dian Rakyat
  • Varney, Helen. 1997. Varney’s Midwifery. Ed. 3. New York : Jones and banthet

Sumber : Jurnalis Kebidanan


Demikianlah artikel kami ini yang singkat berjudul Teknik Relaksasi dan Distraksi Dalam Nyeri Kehamilan. Semoga apa yang telah kami sajikan dan berikan diatas tersebut dapat bermanfaat dan berguna bagi teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa lagi yaa.

Saturday, May 4, 2019

Tanda Bahaya Dalam Kehamilan

Tanda Bahaya Dalam Kehamilan


Tanda Bahaya Dalam Kehamilan

Dalam melaksanakan manajemen kebidanan, bidan harus waspada terhadap tanda-tanda bahaya dalam kehamilan jika tidak terdeteksi dapat menyebabkan kematian. Setiap kunjungan ANC bidan harus mengajarkan kepada ibu untuk mengenali tanda bahaya ini dan mendorong ibu untuk datang ke klinik jika mengalami tanda-tanda bahaya tersebut.

Pengenalan tanda bahaya ini perlu juga diberitahukan pada keluarga. Agar dapat membuat keputusan segera untuk mendapatkan pelayanan kebidanan. Jika sudah terdeteksi tanda bahaya, maka bidan dapat membuat assesment dan rencana penatalaksanaan yang sesuai.

Enam tanda bahaya selama periode kehamilan

  1. Perdarahan pervaginam
  2. Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
  3. Perubahan visual secara tiba-tiba (mata berkunang-kunang)
  4. Pembengkakan pada wajah dan tangan
  5. Sakit abdomen atau nyeri pada ulu hati yang hebat
  6. Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya atau bahkan tidak ada pergerakan


Perdarahan pervaginam

  • Perdarahan melalui vagina pada kehamilan jarang sekali merupakan hal yang normal. Pada saat yang dini dalam masa kehamilan, para ibu mungkin akan melihat adanya perdarahan sedikit atau bintik darah sekitar waktu pertama kali haid mereka berhenti. Perdarahan ini adalah perdarahan implementasi (penanaman) dan hal itu adalah normal. Cara mendeteksinya seorang bidan harus meminta ibu untuk menjelaskan sifat-sifat perdarahannya, kapan mulai terjadi flek, berapa banyak darah yang sudah hilang, apa warna darah tersebut, adakah gumpalan darah beku dan lain-lain.
  • Pada waktu-waktu lain dalam masa kehamilan, perdarahan ringan mungkin bisa merupakan suatu pertanda dari cervix yang rapuh. Perdarahan jenis ini bisa merupakan hal yang normal atau bisa juga sebagai pertanda adanya infeksi. Cara pengumpulan datanya lakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu, denyut, serta tonus jantung bayi.
  • Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak pernah boleh dianggap normal adalah perdarahan yang merah, berat dan menyakitkan. Perdarahan seperti ini bisa menjadi pertanda telah terjadi abortus kehamilan, atau kehamilan ektopik. Tugas bidan adalah melakukan pemeriksaan luar, raba dan rasakan kelembutan abdominal bagian bawah, lakukan pemeriksaan inspekulo (jika memungkinkan)
  • Pada usia kehamilan selanjutnya, perdarahan abnormal adalah merah, banyak dan kadang-kadang walaupun tidak selalu, bertalian dengan rasa nyeri. Perdarahan jenis ini bisa menjadi pertanda adanya placenta previa atau placenta abruption. Pada kasus plasenta previa jangan sekali-kali melakukan pemeriksaan dalam.

Sakit kepala yang hebat

  • Sakit kepala semasa kehamilan adalah normal dan sering merupakan ketidaknyamanan yang umum dalam kehamilan. Sakit kepala yang mungkin mengindikasikan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat yang berlangsung terus menerus dan tidak bisa hilang dengan jalan istirahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang sangat berat, seorang ibu bisa merasakan bahwa penglihatan/pemandangan matanya bisa kabur atau ibu tersebut melihat adanya bintik hitam dihadapan matanya. Sakit kepala berat dalam masa kehamilan merupakan gejala dari preeklampsia.
  • Pentalaksanaan dengan cara menanyakan kepada ibu apakah ia mengalami edema/pembengkakan pada wajah/tangan atau terjadi masalah penglihatan. Periksa tekanan darah, protein urine, refleks dan edema. Periksa suhu badannya dan jika suhunya naik pertimbangkan untuk memeriksa darah untuk mengetahui apakah ada penyakit/parasit malaria.

Masalah penglihatan

  • Oleh karena pengaruh-pengaruh hormonal, akuitas visual (ketajaman penglihatan) seorang ibu bisa berubah pada saat kehamilan. Perubahan kecil dalam masa ini adalah normal.
  • Masalah penglihatan yang bisa mengindikasikan kondisi yang mengancam jiwa ialah perubahan tiba-tiba dalam penglihatan, seperti kekaburan penglihatan atau melihat adanya bintik-bintik dihadapan mata. Perubahan-perubahan seperti ini bisa dibarengi dengan sakit kepala berat. Perubahan penglihatan yang tiba-tiba bisa merupakan pertanda adanya preeklamsia.
  • Pada kasus ini lakukan pemeriksaan tekanan darah, protein urine, refleks dan edema.

Pembengkakan di wajah atau tangan

  • Hampir setengah dari jumlah seluruh wanita pasti mengalmi sedikit pembengkakan yang sifatnya normal pada kaki dan telapak kaki yang biasanya muncul pada akhir (sore) hari dan biasanya akan hilang setelah istirahat atau dengan meninggikan kaki sedikit.
  • Pembengkakan yang bisa mengindikasikan adanya masalah yang serius ialah bila pembengkakan tersebut berada di wjaah dan tangan, dan tidak mau hilang setelah istirahat, dan hal ini disertai dengan keluhan-keluhan fisik lainnya. hal ini bisa merupakan pertanda adanya anemia, kegagalan kardiak atau pre eklampsia.
  • Penanganan yang dilakukan, tanyakan kepada ibu apakah ia mengalami sakit kepala dan gangguan penglihatan, evaluasi derajat pembengkakan, verivikasi haemoglobin ibu (atau warna dari konjungtiva/telapak tangannya) dan tanyakan tentang tanda-tanda/gejala anemia lainnya.

Sakit abdominal yang berat

  • Rasa sakit abdominal yang tidak ada hubungannya dengan persalinan normal biasanya adalah tidak normal. Rasa sakit abdominal yang mungkin bisa mengindikasikan masalah yang mengancam jiwa ialah rasa sakit yang parah, terus berlanjut dan tidak bisa diperingan dengan jalan istirahat. Hal ini bisa berarti adanya apendicitis (radang usus buntu), penyakit radang panggul, kehamilan ektopik, abortus, gastritis, penyakit kantung empedu, abrupsi plasenta (plasenta lepas sebelum waktunya), infeksi saluran kemih atau infeksi-infeksi lainnya.
  • Mintalah ibu untuk menjelaskan sifat nyeri badomen tersebut, kapan terjadinya, seberapa sakitnya dan lain-lain. Tanyakan apakah ada tanda-tanda/gejala lain yang menyertai seperti muntah-muntah, diare, demam dan sebagainya. Lakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu, denyut jantung janin, denyut nadi.
  • Lakukan pemeriksaan luar, dalam, raba dan rasakan kelembutan abdominalnya atau kelembutan rebound (pantulannya), periksa untuk mengetahui Costo-Vertebral Angle Tenderness (CVAT) atau nyeri pada daerah tulang dada dan tulang punggung. Periksa urine untuk mengetahui kadar proteinnya.

Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya

  • Pada saat bayi tertidur pergerakannya akan sedikit melambat, bayi seharusnya bergerak sedikitya 3 kali dalam 3 jam. Pergerakan tersebut akan lebih mudah dirasakan ketika berbaring atau beristirahat dan pada waktu ibu cukup makan dan cukup minum
  • Jika bayi bergerak sebelumnya dan sekarang tidak bergerak lagi, tanyakan pada ibu, kapankah terakhir kalinya bayi tidak bergerak?. Lakukan perabaan untuk mengetahui dan merasakan pergerakan janin dan dengarkan denyut jantung janin



Sumber : Jurnalis Kebidanan


Demikianlah artikel kami ini yang singkat dari jurnalis bidan dengan judul Tanda Bahaya Dalam Kehamilan. Semoga apa yang telah kami sajikan diatas dapat berguna dan bermanfaat untuk teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya.

Monday, April 29, 2019

Seni dalam Asuhan Persalinan Kebidanan Kala 1

Seni dalam Asuhan Persalinan Kebidanan Kala 1

Seni dalam Asuhan Persalinan Kebidanan Kala 1


Paradigma kebidanan
  • Adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan dimana keberhasilan pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/perempuan, lingkungan, perilaku, pelayanan kebidanan.

Komponen paradigma
  • Perempuan
Makhluk bio, psiko, sosila, kultural dan spiritual yang utuh dan unik yang memiliki kebutuhan dasar bermacam-macam sesuai dengan perkembangannya.
  • Lingkungan
  • Perilaku
  • Pelayanan kebidanan

Filosofi asuhan kebidanan
  • Menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan. Dalam filosofi asuhan kebidanan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan tersebut.

Kehamilan dan persalinan
  • Pandangan bahwa tentang asuhan kebidanan didasari bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah/fisiologis. Normal dan bukan penyakit.
  • Proses childbirth : kejadian fisik, psikososial dan kultural

Seni dalam asuhan kebidanan
  • Seni dalam asuhan kebidanan mencakup terhadap kebutuhan perempuan dan keluarga sehingga bidan dapat memberikan pelayanan yang tepat.
  • Seni dalam asuhan kebidanan meliputi pengetahuan, kapan dan bagaimana memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan, serta mempertahankan proses persalinan berjalan alamiah

Prinsip seni dalam asuhan kebidanan
  • Proses kelahiran anak merupakan proses alamiah dan fisiologis
  • Menggunakan cara sederhana dan non intervensi
  • Aman (sesuai evidence based) : keselamatan ibu
  • Orientasi pada ibu
  • Support : ibu dan keluarga aktif dalam pengambilan keputusan
  • Menghormati praktik : adat, kebudayaan, keyakinan agama
  • Memelihara : kesehatan fisik, psikologis, spiritual, dan sosial ibu atau keluarga
  • Promotion dan prevention

Aspek budaya yang berhubungan dengan persalinan
  • Perempuan merupakan makhluk yang unik dimana keunikan secara fisik, emosional, sosial dan budaya membedakan setiap perempuan
  • Perbedaan mengenai budaya yang terdapat pada setiap perempuan yang menuntut bahwa asuhan yang diberikan harus sesuai dan menghargai budaya yang dianut oleh perempuan tersebut

Isue-isue yang berhubungan dengan asuhan pada masa persalinan
  • Informed consent
  • Gap antara teori dan lapangan
  • Kehadiran sibling
  • Lokasi
  • Contunity of care

Seni dalam asuhan kebidanan pada kala I persalinan
  • Setiap bidan dalam memberikan asuhan persalinan harus berpandangan bahwa proses tersebut adalah alamiah dan normal sehingga dalam memberikan asuhan seorang bidan tidak perlu memberikan intervensi yang berlebihan
  • Dalam memberikan asuhan setiap bidan mempunyai metode tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi klien, serta budaya yang dianut oleh klien dan keluarga

Pengambilan keputusan kala I persalinan
  • Dalam pengambilan keputusan, hal yang perlu dipertimbangkan tidak hanya seputar kondisi fisik dari klien namun budaya yang dianut serta “mind” pada klien itu sendiri
  • Dari hal diatas dapat dipastikan bahwa walaupun menemui kasus pada klien yang sama namun seringkali keputusan maupun asuhan yang diberikan oleh bida dapat berbeda. Dalam proses tersebut seorang bidan tidak hanya berpatokan pada knowledge yang dimiliki namun terletak juga pada intuisinya sebagai bidan.


Baiklah mungkin cukup sampai disini dulu perjumpaand an ertemuan kita kali ini yang berjudul yaitu Seni dalam Asuhan Persalinan Kebidanan Kala 1. Semogaa apa yang telah kami berikan serta sajikan diatas dapat membantu dan bermanfaat untuk teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya.

Sunday, April 28, 2019

Amniotomi dan Episiotomi dalam Persalinan

Amniotomi dan Episiotomi dalam Persalinan



Amniotomi dan Episiotomi dalam Persalinan

AMNIOTOMI/ pemecahan selaput ketuban
  • Selama membran amnion masih utuh, bayi akan terlindung dari infeksi
  • Cairan amnion berfungsi sebagai perisai untuk melindungi bayi dari tekanan kontraksi uterus
  • Kantung ketuban akan pecah secara spontan

Istilah untuk menjelaskan penemuan cairan ketuban/selaput ketuban
  • Utuh (U), membran masih utuh, memberikan sedikit perlindungan kepada bayi uterus, tetapi tidak memberikan informasi tentang kondisi
  • Jernih (J), membran pecah dan tidak ada anoksia
  • Mekonium (M), cairan ketuban bercampur mekonium, menunjukkan adanya anoksia/anoksia kronis pada bayi
  • Darah (D), cairan ketuban bercampur dengan darah, bisa menunjukkan pecahnya pembuluh darah plasenta, trauma pada serviks atau trauma bayi
  • Kering (K), kantung ketuban bisa menunjukkan bahwa selaput ketuban sudah lama pecah atau postmaturitas janin

Alasan untuk menghindari pemecahan ketuban dini
  • Kemungkinan kompresi tali pusat
  • Molase yang meningkat serta kemungkinan kompresi kepala yang tidak merata
  • Tekanan yang meningkat pada janin mengakibatkan oksigenasi janin yang berkurang

Indikasi amniotomi
  • Jika ketuban belum pecah dan serviks telah membuka sepenuhnya
  • Akselerasi persalinan
  • Persalinan pervaginam menggunakan instrumen

Mekanisme amniotomi
  • Saat melakukan pemeriksaan dalam, sentuh ketuban yang menonjol, pastikan kepala telah engaged dan tidak teraba adanya tali pusat atau bagian-bagian kecil janin lainnya.
  • Pegang ½ klem kocher/kelly memakai tangan kiri dan memasukan kedalam vagina dengan perlindungan 2 jari tangan kanan yang mengenakan sarung tangan hingga menyentuh elaput ketuban
  • Saat kekuatan his sedang berkurang, dengan bantuan jari-jari tangan kanan, goreskan klem ½ kocher untuk menyobek 1-2 cm hingga pecah
  • Tarik keluar klem ½ kocher/kelly dengan tangan kiri dan rendam dalam larutan klorin 0,5%. Tetap pertahankan jari-jari tangan kanan didalam vagina untuk merasakan turunnya kepala janin dan memastikan tetap tidak teraba adanya tali pusat. Keluarkan jari tangan kanan dari vagina, setelah yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba tali pusat. Cuci dan lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik didalam larutan klorin 0,5%
  • Periksa kembali denyut jantung janin



EPISIOTOMI
  • Tidak dilakukan secara rutin
  • Bila tidak tepat waktu dan prosedurnya salah, terjadi peningkatan jumlah perdarahan, laserasi derajat 3 atau 4 dan kejadian hematoma
  • Menyebabkan nyeri pasca persalinan
  • Meningkatkan resiko infeksi

Persiapan
  • Pertimbangkan indikasi episiotomi dan pastikan bahwa episiotomi penting untuk kesehatan dan kenyamanan ibu/bayi
  • Pastikan perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia dan steril
  • Gunakan teknik aseptik setiap saat, cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril
  • Jelaskan kepada ibu alasan dilakukannya episiotomi dan diskusikan prosedurnya dengan ibu, berikan dukungan dan dorongan pada ibu

Indikasi
  • Terjadi gawat janin dan persalinan mungkin harus diselesaikan dengan bantuan alat (ekstraksi cunam atau vakum)
  • Adanya penyulit (distosia bahu, persalinan sungsang)
  • Adanya perut yang menghambat proses pengeluaran bayi

Jenis episiotomi

1. Medialis
Otot yang terpotong
  • M. Transversa perinei
  • M. Bulbocavernosi
  • M. Bulbococcygeal
  • M. Iliococcygei
Manfaat
  • Secara anatomis lebih alamiah
  • Menghindari pembuluh-pembuluh darah dan syaraf, jadi penyembuhan tidak terlalu sakit
  • Lebih mudah dijahit karena anatomis jaringan lebih mudah
  • Nyeri saat berhubungan (dispareunia) jarang terjadi
  • Kehilangan darah lebih sedikit
  • Jarang terjadi kesalahan penyembuhan
Bahaya
  • Jika meluas bisa memanjang sampai ke spincter ani yang mengakibatkan kehilangan darah lebih banyak, lebih sulit dijahit dan jika sampai spincter ani harus dirujuk

2. Mediolateralis
Pemotongan dimuali dari garis tengah fossa vestibula vagina ke posterior ditengah antara spina ischiadica dan anus. Dilakukan pada ibu yang memiliki perineum pendek,  pernah ruptur grade 3.
Manfaat
  • Perluasan laserasi akan lebih kecil kemungkinannya menjani spincter ani
Bahaya
  • Penyembuhan terasa lebih sakit dan lama
  • Mungkin kehilangan  darah lebih banyak
  • Jika dibandingkan dengan medialis (yang tidak sampai spincter ani) lebih sulit dijahit
  • Bekas luka parut kurang baik
  • Pelebaran introitus vagina
  • Kadangkala diikuti dispareunia (nyeri saat berhubungan)

Baiklah cukup sekian dulu artikel kita kali ini yang berjudul yaitu Amniotomi dan Episiotomi dalam Persalinan. Semoga apa yang telah kami beriakn dan sajikan diatas tersebut dapat membatu dan bermanfaat untuk teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya.

Thursday, April 25, 2019

Adapatasi yang Terjadi pada Ibu Hamil

Adapatasi yang Terjadi pada Ibu Hamil



Adapatasi yang Terjadi pada Ibu Hamil

Aspek Psikologi Masa Hamil
Respon psikologis masa hamil berubah setiap saat sesuai dengan trimesternya, yang diawali dengan suatu ketidakpastian (ambivalent) pada kehamilannya dan berfokus hanya pada diri sendiri lalu lambat laun fokus tersebut mulai bergeser ke arah bagaimana ia dapat melindungi janin yang dikandungnya.

RESPON PSIKOLOGI TRIMESTER 1

Reaksi psikologis dan emosi yang biasanya timbul pada wanita terhadap kehamilan :
  • Kecemasan
  • Kegusaran
  • Ketakutan
  • Perasaan panik
Dalam pikiran wanita, kehamilan merupakan ancaman, kegawatan, ketakutan dan bahaya bagi dirinya. Sehingga tak jarang terdapat beberapa wanita yang pada awal kehamilannya tidak hanya bersikap menolak kehamilan, tapi juga berusaha untuk menggugurkan kandungannya, bahkan ada yang mencoba untuk bunuh diri.

Gambaran respon terhadap rasa tidak pasti
  • Selama beberapa minggu kehamilan seorang wanita ragu, apakah ia benar-benar hamil/tidak. Sehingga wanita tersebut berusaha untuk membuktikan kehamilannya, dengan cara mengamati perubahan tubuh dengan seksama, mencari tanda-tanda kehamilan, membahas ketidakpastian dengan keluarga, teman tentang kemungkinan hamil dan untuk memastikannya wanita melakukan tes kehamilan (periksa ke bidan, tes urin, USG dan lain-lain)

Reaksi terhadap ketidakpastian hamil
  • Respon terhadap ketidakpastian hamil bersifat sangat individual hal ini bergantung dari masing-masing wanita, ada yang menjadi sangat bergembira dengan berita kehamilannya karena memang sangat dinanti-nantikan dan sudah direncanakan sebelumnya, ada pula yang merasakan takut terhadap adanya kemungkinan kehamilan dan mengharapkan bukan petunjuk adanya kehamilan saat ini. Biasanya wanita tersebut mencari kepastian dari dokter atau pun bidan dalam waktu 12 minggu pertama tidak haid dan mengharap bukan petunjuk adanya kehamilan saat ini.

Gambaran ambivalensi
  • Kebanyakan wanita menunjukan ambivalen terhadap kehamilannya
  • Ada yang merasa saat ini bukan waktu yang tepat untuk hamil
  • Sekalipun kehamilan diharapkan/direncanakan sering kali wanita mengatakan tidak berfikir akan hamil secepat itu
  • Wanita merasa belum siap dengan kehamilannya
  • Wanita sering ingin tidak hamil sampai tercapai suatu tujuan tertentu/bila rencananya sudah matang

Beberapa hal yang belum diketahui wanita sebagai calon ibu
  • Apa arti kehamilan, dalam pengertian terjadinya perubahan dalam kehidupan
  • Apa yang dapat wanita tersebut berikan sebagai hasil dari kehamilan
  • Pada kehamilan yang pertama, seorang wanita mungkin saja khawatir tentang bertambahnya tanggung jawab
  • Wanita tersebut tidak yakin terhadap kemampuannya sebagai orang tua yang baik
  • Beberapa wanita yang sudah mempunyai anak akan mencemaskan kehamilannya akan mempengaruhi hubungannya dengan anak-anaknya yang lain yang juga sebagai calon kakak dari janin yang dikandungnya
  • Wanita juga mencemaskan kehamilannya akan mempengaruhi hubungannya dengan suami

Diri sebagai fokus utama
  • Pada awal kehamilan fokus utama wanita hanya pada dirinya sendiri dan bukan pada janinnya
  • Respon fisik, seperti mual dan letih, sebenarnya isyarat sesuatu telah terjadi pada dirinya, walaupun kepastian tentang janin belum menentu dan tidak nyata
  • Berat badan ibu belum bertambah
  • Wanita lebih sering mengatakan “Saya hamil” daripada “Saya akan mempunyai anak”
  • Perubahan fisik dan meningkatnya derajat hormonal dapat menyebabkan emosi menjadi labil
  • Mood berubah dengan cepat, dari gembira menjadi mudah tersinggung
  • Ibu yang optimis menjadi lebih ingin tidur
  • Menunda pekerjaan
  • Keadaan perubahan itu membingungkan pasangan yang ingin ikut mempertahankan kestabilan hubungan
  • Peran bidan membantu menerangkan pada pasangan bahwa perubahan mood merupakan hal yang normal dan jangan dijadikan sebagai masalah yang tidak terselesaikan

RESPON PSIKOLOGI TRIMESTER 2

Konsep abstrak kehamilan menjadi identifikasi nyata
  • Perut menjadi membesar
  • Gerakan janin terasa (quickening) dan gerakan ini merupakan peristiwa penting karena gerakan janin yang lembut ini menandakan bahwa kehidupan terjadi dalam rahim,
  • Saat memeriksakan diri kepada bidan terdengar suara denyut jantung janin ataupun melihat janin bergerak-gerak saat melakukan USG ke dokter
  • Wanita sudah dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan
  • Wanita mulai memikirkan, janin merupakan bagian dari dirinya yang secara keseluruhan bergantung kepadanya sehingga wanita berusaha untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi yang dapat bermanfaat bagi tumbuh kembang janinnya, istirahat yang cukup dan lain-lain
  • Sekarang wanita tersebut mengatakan “Saya akan mempunyai bayi”

Perubahan fisik
  • Perubahan fisik sudah jelas terlihat
  • Pada wanita yang mendambakan kehamilan, adanya janin menjadi terasa “nyata” baginya
  • Rahim membesar dengan cepat dan teraba
  • Berat badan bertambah
  • Perubahan pada payudara

Janin sebagai fokus utama
  • Pada trimester ini janin sebagai fokus utama
  • Ibu hamil biasanya merasa sehat
  • Ketidaknyamanan pada trimester pertama biasanya berkurang
  • Perubahan dari ukuran dirinya tidaklah merubah kegiatannya
  • Wanita ingin memiliki janin sehat
  • Mencari informasi tentang dietari (makanan yang cocok untuk ibu hamil dan janin)
  • Mencari informasi tentang tumbuh kembang janin
  • Wanita tersebut berusaha untuk tetap energik
  • Kebanyakan wanita menyadari kemampuannya untuk melindungi janinnya yang dimanifestasikan dalam bentuk narsisme dan introversi

Narsisme dan introversi
Narsisme secara harfiah berarti cinta/jatuh cinta kepada diri sendiri. Dalam psikiatri/psikologi narsisme menandakan keterkaitan minat dan perhatian pada diri/tubuh sendiri


Manifestasi narsisme
  • Hati-hati dalam memilih baju yang baik untuk digunakan
  • Hati-hati dalam memilih makanan yang dimakan
  • Memilih lingkungan yang lebih nyaman dari sebelumnya
  • Wanita lebih mengarahkan perhatiannya pada kehamilannya
  • Wanita dapat ketakutan kalau-kalau aktivitasnya dapat membahayakan janin
Introversi suatu keadaan dimana wanita lebih memikirkan tentang dirinya sendiri tapi bertujuan untuk janinnya, wanita tersebut akan membesar-besarkan kesalahannya sendiri, membesarkan perasaannya dan menjadi kurang berminat kepada dunia luar dan berfokus hanya pada janinnya.


Kesan tubuh (body image)
Positif
  • Dapat menerima perubahan tubuh yang cepat dari sebelum hamil menjadi hamil, dari yang ramping menjadi lebih gemuk
  • Perubahan tubuh menunjukan pertumbuhan janin, sebagai kebanggaan diri dan pasangan
Negatif
  • Perubahan tubuh disertai striae (gurat-gurat/garis-garis pada perut) kehamilan dan hiperpigmentasi (perubahan warna pada kulit, dimana kulit menjadi lebih gelap)
  • Menurunnya daya tahan tubuh, ketidaknyamanan pelvis (panggul) dan perut bagian bawah

Perubahan dalam seksualitas
  • Tidak dapat diduga, dapat meningkat/menurun/tidak berubah
  • Kenyamanan fisik/ketenteraman sejalan dengan keinginan aktivitas seks
  • Rasa takut keguguran seperti disebabkan menghindari hubungan seksualitas terutama yang berpengalaman kehilangan kehamilan
  • Rasa bersalah berkembang ke arah ansietas (kecemasan) bila aktivitas seksual dikurangi
  • Saran :
    • Pada trimester 1 : suami isteri boleh melakukan hubungan seksual namun frekuensinya dikurangi dan sebaiknya menggunakan kondom karena sperma mengandung hormon prostaglandin yang dapat mempengaruhi kontraksi uterus yang bisa memicu abortus
    • Pada trimeter 2 : dalam melakukan hubungan seksual suami isteri diberi kebebasan untuk menggunakan kondom atau pun tidak, namun frekuensi tetap harus dikurangi
    • Pada trimester 3 : posisi hubungan seksual sebaiknya diubah (menyesuaikan perubahan tubuh wanita)

RESPON PSIKOLOGI TRIMESTER 3

  • Wanita sudah dapat menyesuaikan diri
  • Kehidupan psikologik-emosional dikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang
  • Pikiran dan perasaan akan tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya

Bermacam penjelmaan dapat terjadi
  • Semula menolak kehamilan—sekarang menunjukkan sikap positif dan menerima kehamilan
  • Semula jarang memeriksa kehamilan—sekarang lebih teratur dan mendaftarkan diri untuk bersalin
  • Persiapan perawatan bayi sudah disiapkan di rumah

Dua golongan wanita yang perlu mendapat perhatian karena diliputi rasa takut
  • Wanita dengan pengalaman tidak menyenangkan dalam kehamilan/persalinan sebelumnya dan primigravida (wanita yang baru pertama kali hamil) yang mendengar pengalaman menakutkan/mengerikan dari wanita lain
  • Multipara (wanita yang sudah pernah hamil) lanjut usia, kehamilan dan persalinan normal lancar. Kecemasan bukan pada dirinya tetapi pada janin dan anak yang lain, siapa yang akan mengurus anak-anaknya apabila terjadi apa-apa dengan dirinya pada waktu persalinan
  • Pada kedua keadaan ini penting pengertian dari bidan dan keluarga terhadap wanita tersebut agar lebih tenang dan relaks dalam menghadapi persalinan
  • Pendekatan psikologis yang tepat antara tenaga kesehatan dengan wanita tersebut
  • Hubungan saling percaya antara bidan dan wanita akan meringankan beban penderitaannya
  • Kesemuanya ini bertujuan untuk menyelamatkan ibu dan bayi

Kerentanan
  • Kerentanan meningkat pada trimester ketiga terutama pada kehamilan 7 bulan
  • Sering merasakan bayi yang amat berharga dapat saja hilang/mengalami hal buruk bila tidak dilindungi sepanjang waktu
  • Fantasi/mimpi buruk tentang janinnya (wanita jadi sangat berhati-hati)
  • Menghindari tempat ramai oleh karena tidak mampu melindungi janinnya

Meningkatnya kebutuhan akan ketergantungan
  • Merasakan sangat mendambakan suaminya
  • Meningkatnya kebergantungan pada pasanga/suami pada akhir-akhir minggu kehamilan
  • Dalam sehari dapat berulang-ulang menelpon suami
  • Meningkatnya kebutuhan cinta dan perhatian dari pasangan
  • Butuh kepastian dukungan dan kemampuan pasangan agar merasa lebih mantap akan kemampuannya dalam menghadapi persalinan
  • Mengaharapkan pasangan mengerti perasaannya (wanita menjadi lebih rentan jika pasangan tidak menunjukkan rasa simpati)

Persiapan untuk melahirkan
  • Secara bertahap perasaan rentan akan menurun sesuai dengan situasinya
  • Janin bertumbuh terus dan pergerakannya tidak lagi lembut (mendorong—menyodok—menendang) merupakan ekspresi gangguan bayi terhadap kondisi sesak dan aktivitas meningkat
  • Hubungan wanita dan janin berubah, pengertian bayi bukan bagian dari dirinya—sesuatu yang ada didalam—walaupun sadar terpisah tetapi wanita merasa akrab
  • Kebanyakan wanita menaydari kemampuannya menentukan kapan akan melahirkan
  • Wanita mulai memperhatikan tanda-tanda persalinan, menanyakan teman/keluarga yang pernah bersalin
  • Banyak pasangan merasa cemas mereka tidak/belum sampai di klinik/RS saat melahirkan
  • Pasangan tersebut menyadari tentang bagaimana menangani persalinan
  • Minggu terakhir kehamilan, kesadaran akan tanggal perkiraan persalinan makin meningkat didasarkan pengalaman sebelumnya
  • Beberapa wanita merasa ketakutan terhadap tanggal perkiraan persalinan maupun untuk melahirkan. Ketidaknyamanan terjadi sampai tepat terjadi persalinan
  • Selama trimester 3 ibu yang mendambakan kehamilannya dapat mengatakan “Saya akan menjadi ibu” persiapan untuk janinnya –pakaian—tempat tidur bayi—membicarakan pembagian tugas rumah tangga dengan pasangan
  • Pasangan melengkapi pengetahuan tentang persalinan


Demikianlah artikel dari jurnalis-bidan.blogspot.com yang berjudul Adapatasi yang Terjadi pada Ibu Hamil. Semoga apa yang telah kami sajikan dan berikan diatas tersebut dapat membantu dan bermanfaat bagi teman-teman sahabat semuanya. Terimakasih atas kunjungannya.

Monday, April 22, 2019

Penyulit Kehamilan Trimester I dan II serta Komplikasinya

Penyulit Kehamilan Trimester I dan II serta Komplikasinya



Penyulit Kehamilan Trimester I dan II serta Komplikasinya

Berikut ini adalah beberapa penyulit serta komplikasi yang mungkin akan terjadi pada ib hamil trimester I dan II

A. ANEMIA KEHAMILAN


Yang dimaksud dengan anemia kehamilan adalah jika kadar hemoglon < 11 gr/dL pada trimester 1 dan 3,  atau jika kadar hemoglobin < 10,5 gr/dL pada trimester 2
Tingkatan anemia
  • Anemia ringan : 9-10 gr/dL
  • Anemia sedang : 7-8 gr/dL
  • Anemia berat : < 7 gr/dL
Gejala : pucat, mudah pingsan, TD normal, gejala klinik dapat terlihat pada tubuh yang malnutrisi
Jika hasil pemeriksaan kadar hemoglobin tidak akurat, hal ini mungkin akibat dari kadar LED darah yang cepat ataupun spesimen yang tidak tercampur dengan baik.
Pembagian anemia
  • Anemia defisiensi besi
  • Anemia megaloblastik
  • Anemia hipoplastik
  • Anemia hemolitik

B. ANEMIA DEFISIENSI BESI

Adalah penurunan jumlah sel darah merah akibat dari kekurangan zat besi
Patofisiologi
  • Darah meningkat 50% dalam kehamilan (hipervolemia), penambahan sel darah tidak sebanding dengan plasma darah (plasma 30%, sel darah 18%, Hb 19%)
  • Terjadi pengenceran darah
  • Pembentukan sel darah merah terlalu lambat
  • Volume darah bertambah sejak usia kehamilan 10 minggu
  • Puncaknya penambahan darah pada usia kehamilan 32-36 minggu
Etiologi
  • Makanan tidak cukup mengandung zat besi (Fe)
  • Komposisi makanan tidak baik untuk penyerapan
  • Adanya gangguan penyerapan (penyakit usus)
  • Kebutuhan Fe meningkat
Gejala klinis
  • Data subjektif : ibu mengatakan sering pusing, cepat lelah, lemas, susah bernafas
  • Data objektif : konjungtiva pucat, muka pucat, ujung-ujung kuku pucat
Komplikasi
  • Trimester 1 : missed abortus, kelainan kongenital, abortus
  • Trimester 2 : partus prematurus, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (PJT), asfiksia, gestosis/manifestasi keracunan karena kehamilan, IQ bayi rendah, dekompensasi kordis)
  • Trimester 3 : gangguan his primer dan sekunder, janin lahir anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah
Pemantauan
  • Periksa kadar Hb setiap 2 minggu
  • Bidan memberikan suplemen zat besi kepada kliennya yang memeriksakan diri
  • Efek samping berupa gejala gangguan gastrointestinal : konstipasi, diare, rasa terbakar di ulu hati, nyeri abdomen dan mual
Pencegahan
  • Sulfas ferrosus 1 tablet/hari
  • Anjurkan makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang banyak mengandung vitamin dan mineral
  • Pemberian preparat besi
  • Pemeriksaan kadar Hb pada trimester 1 dan 2
  • Pemberian vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi. Penyerapan zat besi yang terbaik adalah pada waktu perut kosong
  • Susu dan antasida dapat mengurangi penyerapan zat besi
  • Hindari kafein, misalnya kopi dan teh
  • Sebelum dan selama kehamilan mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi, asam folat dan vitamin B
Penatalaksanaan
  • Oral : pemberian fero sulfat,/fero gluconat/Na-fero bisitrat 60 mg/hari, 800 mg selama kehamilan, 150-100 mg/hari
  • Parenteral : pemberian ferum dextran 1000 mg (20 ml) IV atau 2×10 ml/IM

C. ANEMIA MEGALOBLASTIK

Adalah anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat
Peran asam folat
  • Untuk pertumbuhan dan replikasi sel
  • Mencegah terjadinya perubahan pada DNA yang dapat menyebabkan kanker
  • Penting dalam pembentukan sel
  • Darah merah membutuhkan asam folat
  • Membantu perkembangan janin
Gejala
  • Tangan atau kaki kesemutan dan kaku
  • Kehilangan sensasi sentuh
  • Kehilangan kemampuan indera penciuman
  • Sulit berjalan dan terlihat goyah
  • Demensia (kehilangan kemampuan psikis atau mental)
  • Kejiwaan terganggu (halusinasi, paranoia, psikosis/gangguan jiwa yang disertai dengan disintegrasi kepribadian)
Sumber asam folat
  • Hewani maupun nabati seperti hati, kuning  telur, ginjal, ragi, sayuran hijau (bayam, brokoli) dan susu
  • 80% kandungan asam folat hilang selama proses pemasakan
  • Sereal siap saji yang difortifikasi mengandung asam folat
  • Asam folat sintesis, struktur kimianya lebih sederhana sehingga lebih mudah diserap tubuh (asam pteroil glutamat)
Kebutuhan
  • Orang dewasa 400 mcg (0,4 mg)/hari
  • Ibu hamil 600 mcg/hari
  • Ibu menyusui 500 mcg/hari
  • Harus disiapkan sebelum kehamilan, karena gangguan sering terjadi pada bulan pertama kehamilan, dimana ibu biasanya belum menyadari bahwa dirinya tengah hamil
Efek samping
  • Terselubungnya komplikasi syaraf akibat defisiensi vitamin B12
  • Tidak dianjurkan > 1000mg/hari
  • Asam folat termasuk golongan vitamin B yang larut dalam air, jika kelebihan dapat larut dalam air

D. ANEMIA HIPOPLASTIK

  • Adalah anemia yang terajdi akibat sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru
  • Jarang dijumpai dalam kehamilan
  • Disertai dengan trombositopenia, dan leucopenia
  • Disertai kelainan kongenital sering terjadi akibat obat-obatan, zat kimia, infeksi, irradiasi, leukemia dan kelainan immunologik
  • Bisa juga trejadi akibat transplantasi sumsum tulang atau transfusi darah berulang kali

E. ANEMIA HEMOLITIK

  • Adalah anemia yang terjadi akibat sel darah merah lebih cepat hancur dari pembentukannya
  • Etiologi tidak jelas
  • Kejadian langka
  • Hemolisis berat timbul secara dini dalam kehamilan dan hilang beberapa bulan setelah bersalin
  • Penambahan darah tidak memberikan hasil
  • Transfusi darah untuk meringankan penderitaan ibu dan mengurangi bahaya hipoksia pada janin

F. HIPEREMESIS GRAVIDARUM (HEG)

  • Adalah gejala mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil
  • Dapat berlangsung sampai usia kehamilan 4 bulan dan keadaan umum menjadi buruk
  • Etiologi belum diketahui secara pasti
  • Dibagi menjadi 3 tingkatan menurut beratnya gejala yang timbul
HEG tingkat 1
  • Muntah terus menerus
  • Ibu merasa lemah
  • Nafsu makan tidak ada
  • Berat badan turun
  • Nyeri epigastrium
  • Nadi meningkat sekitar 100x/menit
  • Tekanan darah turun
  • Turgor kulit mengurang
  • Lidah mengering
  • Mata cekung
HEG tingkat 2
  • Ibu lebih lemah dan apatis
  • Turgor kulit lebih mengurang
  • Lidah mengering dan nampak kotor
  • Nadi rendah dan cepat
  • Suhu tubuh kadang-kadang naik
  • Mata cekung dan sedikit ikterus
  • BB dan TD turun
  • Hemokonsenterasi, oliguria dan konstipasi
  • Ditemukan aseton pada air kencing
HEG tingkat 3
  • Keadaan umum lebih parah
  • Muntah berhenti
  • Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
  • Nadi kecil dan cepat
  • Suhu meningkat
  • TD dan BB turun
  • Ensepalopati Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental
Penatalaksanaan
  • Rawat inap
  • Stop makan dan minum dalam 24 jam pertama
  • Obat-obatan diberikan secara parenteral
  • Infus D10% (2000 ml) dan RL 5% (2000 ml) per hari
  • Pemberian antiemetik (metokopramid hidrochlorid)
  • Roborantia/obat penyegar
  • Diazepam 10 mg IM (jika perlu)
  • Psikoterapi
  • Lakukan evaluasi dalam 24 jam pertama
  • Bila keadaan membaik, boleh diberikan makan dan minum secara bertahap
  • Bila keadaan tidak berubah : stop makan/minum, ulangi penatalaksanaan seperti sebelumnya untuk 24 jam kedua
  • Bila dalam 24 jam tidak membaik pertimbangkan untuk rujukan
  • Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan muntah
  • Jika dehidrasi berhasil diatasi, anjurkan makan makanan lunak porsi kecil tapi sering, hindari makanan yang berminyak dan berlemak, kurangi karbohidrat, banyak makan makanan yang mengandung gula
Kriteria pulang
  • Mual dan muntah tidak ada lagi
  • Keluhan subjektif sudah tidak ada
  • TTV baik

G. ABORTUS

  • Adalah berhentinya kehamilan pada usia < 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin
  • BBL  <500 gram, PB <25 cm
  • Angka harapan hidup sangat kecil yaitu <1%
  • Batasan berbeda tentang abortus 18-24 minggu, WHO 22 minggu
Pembagian abortus
  • Abortus spontan (imminens, insipiens, incompletus, completus)
  • Abortus induced (therapeutik, sugenic, electiv)
  • Abortus septik
  • Abortus habitualis
  • Missed abortion
Etiologi
Maternal
  • Kelainan kromosom
  • Infeksi kronis (sifilis, TB aktif)
  • Keracunan
  • Trauma fisik
  • Gangguan endokrin (hipotiroid, DM)
  • Penyakit kronis
  • Oksidan (rokok, alkohol)
  • Defisiensi hormonal
Fetal
  • Kematian janin akibat kelainan bawaan
  • Mola hidatidosa
  • Penyakit plasenta dan desidua

H. ABORTUS IMMINENS

  • Perdarahan bercak-sedang
  • Perdarahan ringan (lebih dari 5 menit basahi pembalut)
  • Dilatasi serviks tertutup
  • Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
  • Gejala/tanda : kram perut bawah uterus (hilang timbul)
  • USG, pengaruhi rencana tindakan
  • Diagnosa banding : mola, KET
Penatalaksanaan
  • Bed rest, tidak perlu pengobatan khusus ataupun tirah baring total
  • Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan
  • Kurangi hubungan seksual
  • Tidak perlu terapi hormonal baik estrogen maupun progesteron
  • Tidak perlu pemberian tokolitika ( salbutamol, indometasin)
  • Pemberian fenobarbital 3×30 mg/hari
  • Pemberian papaverin 3×40 mg/hari
  • Observasi perdarahan (jika berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan penilaian jika terjadi perdarahan lagi. Jika terus berlangsung : nilai kondisi janin lewat uji kehamilan/USG, konfirmasi penyebab lain jika ditemukan ukuran uterus yang lebih besar dari usia kehamilan.

I. ABORTUS INSIPIEN (sedang berlangsung)

  • Perdarahan sedang-banyak
  • Konsepsi dalam uterus
  • Perdarahan berat hanya butuh waktu kurang  dari 5 menit untuk basahi pembalut
  • Serviks terbuka
  • Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
  • Gejala/tanda ; kram/nyeri pada perut bagian bawah
Penatalaksanaan
Jika usia kehamilan < 16 minggu, evaluasi uterus dengan AVM, jika evaluasi tidak dapat dilakukan, segera lakukan :
  • Pemberian ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang setelah 15 menit jika perlu), atau pemberian misoprostol 400 mg/oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu)
  • Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus
Jika usia kehamilan >16 minggu
  • Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi
  • Jika perlu pasang infus 20 IU oksitosin dalam RL atau garam fisiologik 500 ml IV, dengan kecepatan 40 tetes/menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi
Tetap pantau kondisi ibu setelah penanganan
Pasang infus D5% = oksitosin 10 IU


J. ABORTUS INKOMPLETUS

  • Perdarahan sedang-banyak
  • Serviks terbuka
  • Uterus sesuai usia kehamilan
  • Gejala/tanda : kram/nyeri perut bagian bawah dengan rasa sakit yang kuat
  • Terjadi ekspulsi sebagian hasil konsepsi
Penatalaksanaan
  • Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis)
  • Keluarkan sisa konsepsi secara digital atau dengan menggunakan cunam ovum dan evaluasi perdarahan
  • Jika perdarahan berhenti, berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg/oral
  • Jika perdaraan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM
  • Jika terdapat tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika profilaksis
  • Jika terjadi perdarahan hebat dan < 16 minggu, segera evakuasi dengan AVM
  • Bila pasien tampak anemik, berikan sulfas ferrosus 600mg/hari selama 2 minggu (anemia sedang ) atau transfusi darah (anemia berat)

K. ABORTUS KOMPLETUS

  • Perdarahan bercak-sedang
  • Serviks tertutup atau terbuka
  • Uterus lebih kecil dari usia kehamilan normal
  • Gejala/tanda : sedikit/tanpa nyeri pada perut bagian bawah
  • Riwayat ekspulsi hasil konsepsi
  • Janin akan keluar dari rahim, baik secara spontan maupun alat bantu
Penatalaksanaan
  • Tidak perlu evaluasi
  • Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak
  • Bila kondisi baik, cukup berikan ergometrin 3×1 tablet/hari selama 3 hari
  • Tetap pantau kondisi ibu setelah penanganan
  • Bila terjadi anemia sedang berikan sulfas ferrosus tablet 600 mg/hari selama 2 mingg dan anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
  • Untuk anemia berat lakukan transfusi darah
  • Bila tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberikan antibiotika atau apabila khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotika profilaksis
  • Lakukan konseling pasca abortus dan lakukan pemantauan lebih lanjut

L. ABORTUS HABITUALIS

  • Adalah kejadian abortus berulang, umumnya disebabkan karena kelainan anatomik uterus (mioma, septum, serviks inkompeten dan lain-lain) atau kelainan faktor-faktor immunologi
  • Idealnya dilakukan pemeriksaan USG untuk melihat ada atau tidaknya kelainan anatomi

M. MISSED ABORTION

  • Adalah kematian janin dan nekrosis jaringan konsepsi tanpa adanya pengeluaran, terjadi pada usia kehamilan 4 minggu atau lebih (beberapa buku 8 minggu)
  • Biasanya didahului tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau menghilang setelah pengobatan
Pentalaksanaan
  • Keluarkan jaringan konsepsi dengan laminaria, dan stimulasi kontraksi uterus dengan oksitosin
  • Jika diputuskan untuk melakukan tindakan kuretase, harus sangat berhati-hati karena jaringan telah mengeras dan dapat terjadi gangguan pembekuan darah akibat hipofibrinogenemia

N. ABORTUS THERAPEUTIK

  • Adalah abortus yang dilakukan atas pertimbangan/indikasi kesehatan wanita, dimana bila kehamilan itu dilanjutkan akan membahayakan dirinya, contohnya pada wanita dengan penyakit jantung, hipertensi, ginjal dan korban perkosaan (masalah psikis)
  • Dapat juga dilakukan atas pertimbangan kelainan janin yang berat
Syarat-syarat abortus therapeutik
  • Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ahli dan berwenang
  • Meminta pertimbangan ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi)
  • Melakukan informed consent
  • Saran kesehatan memadai
  • Prosedur tidak dirahasiakan
  • Dokumen medik harus lengkap

O. ABORTUS SEPTIK

  • Adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi setelah abortus spontan/tidak aman
  • Terjadi jika terdapat sisa hasil konsepsi atau penundaan pengeluaran hasil konsepsi
  • Tindakan : resusitasi dan perbaiki keadaan umum ibu, berikan antibiotik spektrum luas dosis tinggi, keluarkan sisa konsepsi dalam 6 jam
DIAGNOSTIK ABORTUS
  • Anamnesis : perdarahan, haid terakhir, pola siklus haid, ada tidaknya gejala/keluhan lain, cari faktor resiko/predisposisi, riwayat penyakit umum dan obstetri
  • Prinsip : wanita usia reproduktif dengan perdarahan pervaginam abnormal HARUS selalu dipertimbangkan kemungkinan adanya kehamilan
  • Pemeriksaan fisik umum : KU, TTV, jika KU buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi segera
  • Pemeriksaan ginekologik : ada tidaknya tanda akut abdomen, jika memungkinkan cari sumber perdarahan apakah dari dinding vagina atau jaringan serviks atau keluar ostium. Jika perlu ambil darah/cairan/jaringan untuk pemeriksaan penunjang (ambil sediaan sebelum PD), lakukan PD dengan hati-hati
  • Bimanual : tentukan besar dan letak uterus, tentukan apakah 1 jari pemeriksa dapat masuk kedalam ostium dengan mudah/lunak atau tidak (lihat ada/tidaknya dilatasi serviks), jangan dipaksakan. Adneksa dan parametrium diperiksa, ada/tidaknya massa atau tanda akut lainnya.
PENATALAKSANAAN PASCA ABORTUS
  • Lakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari penyebab aborts agar kejadian ini tidak berulang pada kehamilan berikutnya
  • Perhatikan involusi uterus dan kadar B-hCG selama 1-2 bulan
  • Anjurkan jangan hamil dulu selama 3 bulan
  • Anjurkan pemakaian kontrasepsi kondom atau pil
PRINSIP (perdarahan pervaginam pada kehamilan < 12 minggu)
  • JANGAN LANGSUNG DILAKUKAN KURETASE
  • Tentukan dulu, janin mati atau hidup. Jika memungkinkan periksa dengan USG
  • Jangan terpengaruh dengan B-hCG yang positif, meski janin sudah mati, kadar B-hCG mungkin masih tinggi dan bisa bertahan sampai 2 bulan setelah kematian janin

P. ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS

  • Akibat : perforasi, luka pada serviks uteri, perlekatan pada kavum uteri, perdarahan infeksi
  • Cara umum : olah raga berlebihan, naik kuda, mendaki gunung, berenang, naik turun tangga, trauma
  • Cara lokal : menggunakan alat-alat yang dapat menusuk kedalam vagina, alat memasang IUD, alat yang dialiri arus listrik, aspirasi jarum suntik
METODE KONTRASEPSI PASCA ABORTUS
Kontrasepsi Waktu Efektivitas
Kondom Segera Kedisiplinan klien, mencegah PMS
Pil Segera Minum secara teratur setiap hari dengan waktu yang sama
Suntik Segera Konseling untuk pilihan hormon tunggal dan kombinasi
Implan/susuk Segera Punya > 1 anak, jangka panjang
AKDR Segera Setelah kondisi pulih
Tubektomi Segera Menghentikan fertilitas
Beberapa wanita mungkin butuh
  • Jika klien pernah imunisasi, dinding vagina atau kanalis servikalis luka, berikan booster TT 0,5 ml
  • Riwayat imunisasi tidak jelas, beri serum anti tetanus 1500 IU IM diikuti dengan TT 0,5 ml setelah 4 minggu
  • Penatalaksanaan PMS
  • Penapisan kanker serviks

Q. KEHAMILAN EKTOPIK
Patofisiologi
  • Ovum yang telah dibuahi berimplantasi di tempat lain selain di endometrium kavum uteri
  • Gangguan interferensi mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri
  • Kemungkinan implantasi : paling sering di tuba falopii (90-95 %, dengan 70-80% di ampula), serviks, ovarium, abdomen dan sebagainya.
Etiologi
  • Kelainan tuba adalah karena adanya riwayat penyakit tuba, seperti salpingitis
  • Riwayat operasi tuba, sterilisasi
  • Riwayat penyakit radang panggul
  • IUD
  • Ovulasi yang multipel akibat induksi obat-obatan, usaha fertilisasi in vitro dan sebagainya
Gejala
  • Amenorhea
  • Nyeri perut bagian bawah yang snagat dan berawal dari satu sisi, tengah, seluruh perut bagian bawah akibat robeknya tuba
  • Penderita bisa sampai pingsan dan syok
  • Perdarahan pervaginam biasanya berwarna hitam
  • Pusing, perdarahan, berkeringat, pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina dan serviks, perlunakan serviks, pembesaran uterus, frekuensi BAK meningkat
Diagnosis
  • Pemeriksaan panggul, tentukan lokasi sakit
  • Lakukan tes B-hCG
  • Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui konsentrasi hormon progesteron
  • Pemeriksaan USG
  • Diagnosis banding : usus buntu (apendisitis akut), radang panggul
  • Penanganan : methotrexate
  • Prognosis : HCG (kuantitatif) untuk melihat sisa jaringan
  • Kesempatan hamil tergantung dari kerusakan tuba (1x operasi tuba : 55-60%, jika slauran satunya tidak ada atau rusak : 45%, >2x pembedahan ektopik dan komservatif : 30%)

R. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

Gejala
  • Kolaps dan kelelahan
  • Nadi cepat dan lemah (110x/menit atau lebih)
  • Hipotensi
  • Hipovolemia
  • Abdomen akut dan nyeri pelvis
  • Distensi abdomen dengan shifting dullness merupakan petunjuk adanya darah bebas
  • Nyeri lepas
  • Pucat
Diagnosis
  • Anamnesis : riwayat terlambat haid atau amenorhea, gejala dan tanda kehamilan muda dapat ada atau tidak ada, perdarahan pervaginam, nyeri perut pada kanan/kiri bawah
  • Pemeriksaan fisis : KU dan TTV dapat baik sampai buruk, ada tnada akut abdomen, saat pemeriksaan adnexa ada nyeri goyang portio
  • Pemeriksaan penunjang : tes urine B-hCG (+), kuldosentesis (ditemukan darah di kavum douglasi), USG
Penatalaksanaan KE dengan ruptur tuba
  • Optimalisasi KU ibu dengan transfusi, infus oksigen atau kalau dicurigai adanya infeksi diberikan juga antibiotika
  • Hentikan sumber perdarahan segera dengan laparatomi dan salpingektomi (memotong bagian tuba yang terganggu)
Sebelum pulang
  • Konseling prognosis kesuburannya
  • Konsleing metode kontrasepsi dan penyediaan metode kontrasepsi
  • Perbaiki anemia dengan sulfas ferrosus 600 mg/hari per oral selama 2 minggu
  • Kontrol ulang 4 minggu

S. KEHAMILAN SERVIKAL

  • Jarang terjadi
  • Perdarahan pervaginam tanpa disertai rasa nyeri
  • Terjadi abortus spontan sangat besar
  • Jika kehamilan tumbuh sampai besar, perdarahan atau ruptur yang terjadu sangat besar dan bisa dilakukan histerektomi lokal.

T. KEHAMILAN OVARIAL

Ditegakkan atas dasar kriteria Spiegelberg :
  • Tuba pada sisi kehamilan harus normal
  • Kantung janin harus terletak di ovarium
  • Jaringan ovarium yang nyata harus ditemuka dalam dinding kantung janin

U. MOLA HIDATIDOSA

  • Hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili korialis disertai dengan degenerasi hidropik
  • Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan sperti rangkaian buah anggur
  • Resiko terjadi keganasan (koriokarsinoma)
Pembagian
Mola hidatidosa klasik/komplet
  • Janin atau bagian tubuh janin tidak ada
  • Sering disertai pembentukan kista lutein (25-30%)
Mola hidatidosa parsial/inkomplet
  • Janin atau bagian tubuh janin ada
  • Perkembangan janin terhambat akibat kelainan kromosom dan umumnya mati pada trimester pertama
Gejala
  • Hiperemesis
  • Hipertiroid
  • Preeklampsia
  • Anemia
  • Uterus lebih besar dari umur kehamilan
  • Tanda pasti kehamilan tidak ditemukan
  • Perdarahan
  • Bisa juga disertai preeklampsia/ eklampsia
Diagnosa
  • Ditegakkan dengan USG
  • Pengosongan jaringan mola dengan vakum kuret
  • Pemeriksaan tindak lanjut dilakukan untuk mengetahui kemungkinan keganasan
  • Kadar hCG dipantau hingga minimal 1 tahun pasca kuretase
  • Bila >8 minggu pasca kuretase hCG tinggi berarti trofoblast masih aktif
  • Anamnesis : hamil disertai gejala dan tanda hamil muda yang berlebihan, perdarahan pervaginam berulang berwarna coklat, gelembung seperti busa
  • Pemeriksaan fisik : pada mola klasik ukuran uterus > besar dari usia kehamilan yang sesuai, tidak teraba bagian janin, DJJ tidak ada. Uji batang sonde tidak ada tahanan massa konsepsi. Pada mola parsial, gejala seperti missed abortion, uterus < gestasi
  • Pemeriksaan penunjang : periksa kadar B-hCG kuantitatif dan USG. Pada USG gambaran seperti badai salju (snowflake/snowstorm-like appearance)
Penatalaksanaan
  • Perhatikan sindroma yang mengancam fungsi vital (depresi nafas, hipertiroid/tirotoksikosis dan sebagainya). Resusitasi bila KU buruk
  • Evakuasi jaringan mola : dengan AVM dan kuret tajam. Suction dapat mengeluarkan sebagian besar massa mola, sisanya bersihkan dengan kuret. Dapat juga dilakukan induksi, pada waktu evakuasi berikan oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus dan mencegah refluks cairan mola ke arah tuba
  • Pada wanita yang tidak mengharapkan anak lagi dapat dianjurkan histerektomi
Follow up
  • Profilaksis terhadap keganasan dengan sitostatika terutama pada kelompok resiko keganasan tinggi
  • Pemeriksaan ginekologik dan B-hCG kuantitatif rutin tiap 2 minggu teratur tiap 3 bulan-1 tahun
  • Foto toraks pada awal terapi, ulang bila kadar B-hCG menetap atau meningkat
  • Kontrasepsi hormonal 1 tahun pasca kuretase, sebaiknya preparat progesteron oral selama 2 tahun
  • Penyuluhan pada pasien akan kemungkinan keganasan



Sumber : Jurnalis Kebidanan


Demikianlah artikel dari jurnalis kebidanan yang berjudul Penyulit Kehamilan Trimester I dan II serta Komplikasinya. Semoga apa yang telah kami berikan dan sajikan diatas tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa lagi yaa.