Sunday, April 28, 2019

Amniotomi dan Episiotomi dalam Persalinan

Amniotomi dan Episiotomi dalam Persalinan



Amniotomi dan Episiotomi dalam Persalinan

AMNIOTOMI/ pemecahan selaput ketuban
  • Selama membran amnion masih utuh, bayi akan terlindung dari infeksi
  • Cairan amnion berfungsi sebagai perisai untuk melindungi bayi dari tekanan kontraksi uterus
  • Kantung ketuban akan pecah secara spontan

Istilah untuk menjelaskan penemuan cairan ketuban/selaput ketuban
  • Utuh (U), membran masih utuh, memberikan sedikit perlindungan kepada bayi uterus, tetapi tidak memberikan informasi tentang kondisi
  • Jernih (J), membran pecah dan tidak ada anoksia
  • Mekonium (M), cairan ketuban bercampur mekonium, menunjukkan adanya anoksia/anoksia kronis pada bayi
  • Darah (D), cairan ketuban bercampur dengan darah, bisa menunjukkan pecahnya pembuluh darah plasenta, trauma pada serviks atau trauma bayi
  • Kering (K), kantung ketuban bisa menunjukkan bahwa selaput ketuban sudah lama pecah atau postmaturitas janin

Alasan untuk menghindari pemecahan ketuban dini
  • Kemungkinan kompresi tali pusat
  • Molase yang meningkat serta kemungkinan kompresi kepala yang tidak merata
  • Tekanan yang meningkat pada janin mengakibatkan oksigenasi janin yang berkurang

Indikasi amniotomi
  • Jika ketuban belum pecah dan serviks telah membuka sepenuhnya
  • Akselerasi persalinan
  • Persalinan pervaginam menggunakan instrumen

Mekanisme amniotomi
  • Saat melakukan pemeriksaan dalam, sentuh ketuban yang menonjol, pastikan kepala telah engaged dan tidak teraba adanya tali pusat atau bagian-bagian kecil janin lainnya.
  • Pegang ½ klem kocher/kelly memakai tangan kiri dan memasukan kedalam vagina dengan perlindungan 2 jari tangan kanan yang mengenakan sarung tangan hingga menyentuh elaput ketuban
  • Saat kekuatan his sedang berkurang, dengan bantuan jari-jari tangan kanan, goreskan klem ½ kocher untuk menyobek 1-2 cm hingga pecah
  • Tarik keluar klem ½ kocher/kelly dengan tangan kiri dan rendam dalam larutan klorin 0,5%. Tetap pertahankan jari-jari tangan kanan didalam vagina untuk merasakan turunnya kepala janin dan memastikan tetap tidak teraba adanya tali pusat. Keluarkan jari tangan kanan dari vagina, setelah yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba tali pusat. Cuci dan lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik didalam larutan klorin 0,5%
  • Periksa kembali denyut jantung janin



EPISIOTOMI
  • Tidak dilakukan secara rutin
  • Bila tidak tepat waktu dan prosedurnya salah, terjadi peningkatan jumlah perdarahan, laserasi derajat 3 atau 4 dan kejadian hematoma
  • Menyebabkan nyeri pasca persalinan
  • Meningkatkan resiko infeksi

Persiapan
  • Pertimbangkan indikasi episiotomi dan pastikan bahwa episiotomi penting untuk kesehatan dan kenyamanan ibu/bayi
  • Pastikan perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia dan steril
  • Gunakan teknik aseptik setiap saat, cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril
  • Jelaskan kepada ibu alasan dilakukannya episiotomi dan diskusikan prosedurnya dengan ibu, berikan dukungan dan dorongan pada ibu

Indikasi
  • Terjadi gawat janin dan persalinan mungkin harus diselesaikan dengan bantuan alat (ekstraksi cunam atau vakum)
  • Adanya penyulit (distosia bahu, persalinan sungsang)
  • Adanya perut yang menghambat proses pengeluaran bayi

Jenis episiotomi

1. Medialis
Otot yang terpotong
  • M. Transversa perinei
  • M. Bulbocavernosi
  • M. Bulbococcygeal
  • M. Iliococcygei
Manfaat
  • Secara anatomis lebih alamiah
  • Menghindari pembuluh-pembuluh darah dan syaraf, jadi penyembuhan tidak terlalu sakit
  • Lebih mudah dijahit karena anatomis jaringan lebih mudah
  • Nyeri saat berhubungan (dispareunia) jarang terjadi
  • Kehilangan darah lebih sedikit
  • Jarang terjadi kesalahan penyembuhan
Bahaya
  • Jika meluas bisa memanjang sampai ke spincter ani yang mengakibatkan kehilangan darah lebih banyak, lebih sulit dijahit dan jika sampai spincter ani harus dirujuk

2. Mediolateralis
Pemotongan dimuali dari garis tengah fossa vestibula vagina ke posterior ditengah antara spina ischiadica dan anus. Dilakukan pada ibu yang memiliki perineum pendek,  pernah ruptur grade 3.
Manfaat
  • Perluasan laserasi akan lebih kecil kemungkinannya menjani spincter ani
Bahaya
  • Penyembuhan terasa lebih sakit dan lama
  • Mungkin kehilangan  darah lebih banyak
  • Jika dibandingkan dengan medialis (yang tidak sampai spincter ani) lebih sulit dijahit
  • Bekas luka parut kurang baik
  • Pelebaran introitus vagina
  • Kadangkala diikuti dispareunia (nyeri saat berhubungan)

Baiklah cukup sekian dulu artikel kita kali ini yang berjudul yaitu Amniotomi dan Episiotomi dalam Persalinan. Semoga apa yang telah kami beriakn dan sajikan diatas tersebut dapat membatu dan bermanfaat untuk teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon