Monday, April 29, 2019

Seni dalam Asuhan Persalinan Kebidanan Kala 1

Seni dalam Asuhan Persalinan Kebidanan Kala 1

Seni dalam Asuhan Persalinan Kebidanan Kala 1


Paradigma kebidanan
  • Adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan dimana keberhasilan pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/perempuan, lingkungan, perilaku, pelayanan kebidanan.

Komponen paradigma
  • Perempuan
Makhluk bio, psiko, sosila, kultural dan spiritual yang utuh dan unik yang memiliki kebutuhan dasar bermacam-macam sesuai dengan perkembangannya.
  • Lingkungan
  • Perilaku
  • Pelayanan kebidanan

Filosofi asuhan kebidanan
  • Menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan. Dalam filosofi asuhan kebidanan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan tersebut.

Kehamilan dan persalinan
  • Pandangan bahwa tentang asuhan kebidanan didasari bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah/fisiologis. Normal dan bukan penyakit.
  • Proses childbirth : kejadian fisik, psikososial dan kultural

Seni dalam asuhan kebidanan
  • Seni dalam asuhan kebidanan mencakup terhadap kebutuhan perempuan dan keluarga sehingga bidan dapat memberikan pelayanan yang tepat.
  • Seni dalam asuhan kebidanan meliputi pengetahuan, kapan dan bagaimana memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan, serta mempertahankan proses persalinan berjalan alamiah

Prinsip seni dalam asuhan kebidanan
  • Proses kelahiran anak merupakan proses alamiah dan fisiologis
  • Menggunakan cara sederhana dan non intervensi
  • Aman (sesuai evidence based) : keselamatan ibu
  • Orientasi pada ibu
  • Support : ibu dan keluarga aktif dalam pengambilan keputusan
  • Menghormati praktik : adat, kebudayaan, keyakinan agama
  • Memelihara : kesehatan fisik, psikologis, spiritual, dan sosial ibu atau keluarga
  • Promotion dan prevention

Aspek budaya yang berhubungan dengan persalinan
  • Perempuan merupakan makhluk yang unik dimana keunikan secara fisik, emosional, sosial dan budaya membedakan setiap perempuan
  • Perbedaan mengenai budaya yang terdapat pada setiap perempuan yang menuntut bahwa asuhan yang diberikan harus sesuai dan menghargai budaya yang dianut oleh perempuan tersebut

Isue-isue yang berhubungan dengan asuhan pada masa persalinan
  • Informed consent
  • Gap antara teori dan lapangan
  • Kehadiran sibling
  • Lokasi
  • Contunity of care

Seni dalam asuhan kebidanan pada kala I persalinan
  • Setiap bidan dalam memberikan asuhan persalinan harus berpandangan bahwa proses tersebut adalah alamiah dan normal sehingga dalam memberikan asuhan seorang bidan tidak perlu memberikan intervensi yang berlebihan
  • Dalam memberikan asuhan setiap bidan mempunyai metode tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi klien, serta budaya yang dianut oleh klien dan keluarga

Pengambilan keputusan kala I persalinan
  • Dalam pengambilan keputusan, hal yang perlu dipertimbangkan tidak hanya seputar kondisi fisik dari klien namun budaya yang dianut serta “mind” pada klien itu sendiri
  • Dari hal diatas dapat dipastikan bahwa walaupun menemui kasus pada klien yang sama namun seringkali keputusan maupun asuhan yang diberikan oleh bida dapat berbeda. Dalam proses tersebut seorang bidan tidak hanya berpatokan pada knowledge yang dimiliki namun terletak juga pada intuisinya sebagai bidan.


Baiklah mungkin cukup sampai disini dulu perjumpaand an ertemuan kita kali ini yang berjudul yaitu Seni dalam Asuhan Persalinan Kebidanan Kala 1. Semogaa apa yang telah kami berikan serta sajikan diatas dapat membantu dan bermanfaat untuk teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya.

Sunday, April 28, 2019

Amniotomi dan Episiotomi dalam Persalinan

Amniotomi dan Episiotomi dalam Persalinan



Amniotomi dan Episiotomi dalam Persalinan

AMNIOTOMI/ pemecahan selaput ketuban
  • Selama membran amnion masih utuh, bayi akan terlindung dari infeksi
  • Cairan amnion berfungsi sebagai perisai untuk melindungi bayi dari tekanan kontraksi uterus
  • Kantung ketuban akan pecah secara spontan

Istilah untuk menjelaskan penemuan cairan ketuban/selaput ketuban
  • Utuh (U), membran masih utuh, memberikan sedikit perlindungan kepada bayi uterus, tetapi tidak memberikan informasi tentang kondisi
  • Jernih (J), membran pecah dan tidak ada anoksia
  • Mekonium (M), cairan ketuban bercampur mekonium, menunjukkan adanya anoksia/anoksia kronis pada bayi
  • Darah (D), cairan ketuban bercampur dengan darah, bisa menunjukkan pecahnya pembuluh darah plasenta, trauma pada serviks atau trauma bayi
  • Kering (K), kantung ketuban bisa menunjukkan bahwa selaput ketuban sudah lama pecah atau postmaturitas janin

Alasan untuk menghindari pemecahan ketuban dini
  • Kemungkinan kompresi tali pusat
  • Molase yang meningkat serta kemungkinan kompresi kepala yang tidak merata
  • Tekanan yang meningkat pada janin mengakibatkan oksigenasi janin yang berkurang

Indikasi amniotomi
  • Jika ketuban belum pecah dan serviks telah membuka sepenuhnya
  • Akselerasi persalinan
  • Persalinan pervaginam menggunakan instrumen

Mekanisme amniotomi
  • Saat melakukan pemeriksaan dalam, sentuh ketuban yang menonjol, pastikan kepala telah engaged dan tidak teraba adanya tali pusat atau bagian-bagian kecil janin lainnya.
  • Pegang ½ klem kocher/kelly memakai tangan kiri dan memasukan kedalam vagina dengan perlindungan 2 jari tangan kanan yang mengenakan sarung tangan hingga menyentuh elaput ketuban
  • Saat kekuatan his sedang berkurang, dengan bantuan jari-jari tangan kanan, goreskan klem ½ kocher untuk menyobek 1-2 cm hingga pecah
  • Tarik keluar klem ½ kocher/kelly dengan tangan kiri dan rendam dalam larutan klorin 0,5%. Tetap pertahankan jari-jari tangan kanan didalam vagina untuk merasakan turunnya kepala janin dan memastikan tetap tidak teraba adanya tali pusat. Keluarkan jari tangan kanan dari vagina, setelah yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba tali pusat. Cuci dan lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik didalam larutan klorin 0,5%
  • Periksa kembali denyut jantung janin



EPISIOTOMI
  • Tidak dilakukan secara rutin
  • Bila tidak tepat waktu dan prosedurnya salah, terjadi peningkatan jumlah perdarahan, laserasi derajat 3 atau 4 dan kejadian hematoma
  • Menyebabkan nyeri pasca persalinan
  • Meningkatkan resiko infeksi

Persiapan
  • Pertimbangkan indikasi episiotomi dan pastikan bahwa episiotomi penting untuk kesehatan dan kenyamanan ibu/bayi
  • Pastikan perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia dan steril
  • Gunakan teknik aseptik setiap saat, cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril
  • Jelaskan kepada ibu alasan dilakukannya episiotomi dan diskusikan prosedurnya dengan ibu, berikan dukungan dan dorongan pada ibu

Indikasi
  • Terjadi gawat janin dan persalinan mungkin harus diselesaikan dengan bantuan alat (ekstraksi cunam atau vakum)
  • Adanya penyulit (distosia bahu, persalinan sungsang)
  • Adanya perut yang menghambat proses pengeluaran bayi

Jenis episiotomi

1. Medialis
Otot yang terpotong
  • M. Transversa perinei
  • M. Bulbocavernosi
  • M. Bulbococcygeal
  • M. Iliococcygei
Manfaat
  • Secara anatomis lebih alamiah
  • Menghindari pembuluh-pembuluh darah dan syaraf, jadi penyembuhan tidak terlalu sakit
  • Lebih mudah dijahit karena anatomis jaringan lebih mudah
  • Nyeri saat berhubungan (dispareunia) jarang terjadi
  • Kehilangan darah lebih sedikit
  • Jarang terjadi kesalahan penyembuhan
Bahaya
  • Jika meluas bisa memanjang sampai ke spincter ani yang mengakibatkan kehilangan darah lebih banyak, lebih sulit dijahit dan jika sampai spincter ani harus dirujuk

2. Mediolateralis
Pemotongan dimuali dari garis tengah fossa vestibula vagina ke posterior ditengah antara spina ischiadica dan anus. Dilakukan pada ibu yang memiliki perineum pendek,  pernah ruptur grade 3.
Manfaat
  • Perluasan laserasi akan lebih kecil kemungkinannya menjani spincter ani
Bahaya
  • Penyembuhan terasa lebih sakit dan lama
  • Mungkin kehilangan  darah lebih banyak
  • Jika dibandingkan dengan medialis (yang tidak sampai spincter ani) lebih sulit dijahit
  • Bekas luka parut kurang baik
  • Pelebaran introitus vagina
  • Kadangkala diikuti dispareunia (nyeri saat berhubungan)

Baiklah cukup sekian dulu artikel kita kali ini yang berjudul yaitu Amniotomi dan Episiotomi dalam Persalinan. Semoga apa yang telah kami beriakn dan sajikan diatas tersebut dapat membatu dan bermanfaat untuk teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya.

Thursday, April 25, 2019

Adapatasi yang Terjadi pada Ibu Hamil

Adapatasi yang Terjadi pada Ibu Hamil



Adapatasi yang Terjadi pada Ibu Hamil

Aspek Psikologi Masa Hamil
Respon psikologis masa hamil berubah setiap saat sesuai dengan trimesternya, yang diawali dengan suatu ketidakpastian (ambivalent) pada kehamilannya dan berfokus hanya pada diri sendiri lalu lambat laun fokus tersebut mulai bergeser ke arah bagaimana ia dapat melindungi janin yang dikandungnya.

RESPON PSIKOLOGI TRIMESTER 1

Reaksi psikologis dan emosi yang biasanya timbul pada wanita terhadap kehamilan :
  • Kecemasan
  • Kegusaran
  • Ketakutan
  • Perasaan panik
Dalam pikiran wanita, kehamilan merupakan ancaman, kegawatan, ketakutan dan bahaya bagi dirinya. Sehingga tak jarang terdapat beberapa wanita yang pada awal kehamilannya tidak hanya bersikap menolak kehamilan, tapi juga berusaha untuk menggugurkan kandungannya, bahkan ada yang mencoba untuk bunuh diri.

Gambaran respon terhadap rasa tidak pasti
  • Selama beberapa minggu kehamilan seorang wanita ragu, apakah ia benar-benar hamil/tidak. Sehingga wanita tersebut berusaha untuk membuktikan kehamilannya, dengan cara mengamati perubahan tubuh dengan seksama, mencari tanda-tanda kehamilan, membahas ketidakpastian dengan keluarga, teman tentang kemungkinan hamil dan untuk memastikannya wanita melakukan tes kehamilan (periksa ke bidan, tes urin, USG dan lain-lain)

Reaksi terhadap ketidakpastian hamil
  • Respon terhadap ketidakpastian hamil bersifat sangat individual hal ini bergantung dari masing-masing wanita, ada yang menjadi sangat bergembira dengan berita kehamilannya karena memang sangat dinanti-nantikan dan sudah direncanakan sebelumnya, ada pula yang merasakan takut terhadap adanya kemungkinan kehamilan dan mengharapkan bukan petunjuk adanya kehamilan saat ini. Biasanya wanita tersebut mencari kepastian dari dokter atau pun bidan dalam waktu 12 minggu pertama tidak haid dan mengharap bukan petunjuk adanya kehamilan saat ini.

Gambaran ambivalensi
  • Kebanyakan wanita menunjukan ambivalen terhadap kehamilannya
  • Ada yang merasa saat ini bukan waktu yang tepat untuk hamil
  • Sekalipun kehamilan diharapkan/direncanakan sering kali wanita mengatakan tidak berfikir akan hamil secepat itu
  • Wanita merasa belum siap dengan kehamilannya
  • Wanita sering ingin tidak hamil sampai tercapai suatu tujuan tertentu/bila rencananya sudah matang

Beberapa hal yang belum diketahui wanita sebagai calon ibu
  • Apa arti kehamilan, dalam pengertian terjadinya perubahan dalam kehidupan
  • Apa yang dapat wanita tersebut berikan sebagai hasil dari kehamilan
  • Pada kehamilan yang pertama, seorang wanita mungkin saja khawatir tentang bertambahnya tanggung jawab
  • Wanita tersebut tidak yakin terhadap kemampuannya sebagai orang tua yang baik
  • Beberapa wanita yang sudah mempunyai anak akan mencemaskan kehamilannya akan mempengaruhi hubungannya dengan anak-anaknya yang lain yang juga sebagai calon kakak dari janin yang dikandungnya
  • Wanita juga mencemaskan kehamilannya akan mempengaruhi hubungannya dengan suami

Diri sebagai fokus utama
  • Pada awal kehamilan fokus utama wanita hanya pada dirinya sendiri dan bukan pada janinnya
  • Respon fisik, seperti mual dan letih, sebenarnya isyarat sesuatu telah terjadi pada dirinya, walaupun kepastian tentang janin belum menentu dan tidak nyata
  • Berat badan ibu belum bertambah
  • Wanita lebih sering mengatakan “Saya hamil” daripada “Saya akan mempunyai anak”
  • Perubahan fisik dan meningkatnya derajat hormonal dapat menyebabkan emosi menjadi labil
  • Mood berubah dengan cepat, dari gembira menjadi mudah tersinggung
  • Ibu yang optimis menjadi lebih ingin tidur
  • Menunda pekerjaan
  • Keadaan perubahan itu membingungkan pasangan yang ingin ikut mempertahankan kestabilan hubungan
  • Peran bidan membantu menerangkan pada pasangan bahwa perubahan mood merupakan hal yang normal dan jangan dijadikan sebagai masalah yang tidak terselesaikan

RESPON PSIKOLOGI TRIMESTER 2

Konsep abstrak kehamilan menjadi identifikasi nyata
  • Perut menjadi membesar
  • Gerakan janin terasa (quickening) dan gerakan ini merupakan peristiwa penting karena gerakan janin yang lembut ini menandakan bahwa kehidupan terjadi dalam rahim,
  • Saat memeriksakan diri kepada bidan terdengar suara denyut jantung janin ataupun melihat janin bergerak-gerak saat melakukan USG ke dokter
  • Wanita sudah dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan
  • Wanita mulai memikirkan, janin merupakan bagian dari dirinya yang secara keseluruhan bergantung kepadanya sehingga wanita berusaha untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi yang dapat bermanfaat bagi tumbuh kembang janinnya, istirahat yang cukup dan lain-lain
  • Sekarang wanita tersebut mengatakan “Saya akan mempunyai bayi”

Perubahan fisik
  • Perubahan fisik sudah jelas terlihat
  • Pada wanita yang mendambakan kehamilan, adanya janin menjadi terasa “nyata” baginya
  • Rahim membesar dengan cepat dan teraba
  • Berat badan bertambah
  • Perubahan pada payudara

Janin sebagai fokus utama
  • Pada trimester ini janin sebagai fokus utama
  • Ibu hamil biasanya merasa sehat
  • Ketidaknyamanan pada trimester pertama biasanya berkurang
  • Perubahan dari ukuran dirinya tidaklah merubah kegiatannya
  • Wanita ingin memiliki janin sehat
  • Mencari informasi tentang dietari (makanan yang cocok untuk ibu hamil dan janin)
  • Mencari informasi tentang tumbuh kembang janin
  • Wanita tersebut berusaha untuk tetap energik
  • Kebanyakan wanita menyadari kemampuannya untuk melindungi janinnya yang dimanifestasikan dalam bentuk narsisme dan introversi

Narsisme dan introversi
Narsisme secara harfiah berarti cinta/jatuh cinta kepada diri sendiri. Dalam psikiatri/psikologi narsisme menandakan keterkaitan minat dan perhatian pada diri/tubuh sendiri


Manifestasi narsisme
  • Hati-hati dalam memilih baju yang baik untuk digunakan
  • Hati-hati dalam memilih makanan yang dimakan
  • Memilih lingkungan yang lebih nyaman dari sebelumnya
  • Wanita lebih mengarahkan perhatiannya pada kehamilannya
  • Wanita dapat ketakutan kalau-kalau aktivitasnya dapat membahayakan janin
Introversi suatu keadaan dimana wanita lebih memikirkan tentang dirinya sendiri tapi bertujuan untuk janinnya, wanita tersebut akan membesar-besarkan kesalahannya sendiri, membesarkan perasaannya dan menjadi kurang berminat kepada dunia luar dan berfokus hanya pada janinnya.


Kesan tubuh (body image)
Positif
  • Dapat menerima perubahan tubuh yang cepat dari sebelum hamil menjadi hamil, dari yang ramping menjadi lebih gemuk
  • Perubahan tubuh menunjukan pertumbuhan janin, sebagai kebanggaan diri dan pasangan
Negatif
  • Perubahan tubuh disertai striae (gurat-gurat/garis-garis pada perut) kehamilan dan hiperpigmentasi (perubahan warna pada kulit, dimana kulit menjadi lebih gelap)
  • Menurunnya daya tahan tubuh, ketidaknyamanan pelvis (panggul) dan perut bagian bawah

Perubahan dalam seksualitas
  • Tidak dapat diduga, dapat meningkat/menurun/tidak berubah
  • Kenyamanan fisik/ketenteraman sejalan dengan keinginan aktivitas seks
  • Rasa takut keguguran seperti disebabkan menghindari hubungan seksualitas terutama yang berpengalaman kehilangan kehamilan
  • Rasa bersalah berkembang ke arah ansietas (kecemasan) bila aktivitas seksual dikurangi
  • Saran :
    • Pada trimester 1 : suami isteri boleh melakukan hubungan seksual namun frekuensinya dikurangi dan sebaiknya menggunakan kondom karena sperma mengandung hormon prostaglandin yang dapat mempengaruhi kontraksi uterus yang bisa memicu abortus
    • Pada trimeter 2 : dalam melakukan hubungan seksual suami isteri diberi kebebasan untuk menggunakan kondom atau pun tidak, namun frekuensi tetap harus dikurangi
    • Pada trimester 3 : posisi hubungan seksual sebaiknya diubah (menyesuaikan perubahan tubuh wanita)

RESPON PSIKOLOGI TRIMESTER 3

  • Wanita sudah dapat menyesuaikan diri
  • Kehidupan psikologik-emosional dikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang
  • Pikiran dan perasaan akan tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya

Bermacam penjelmaan dapat terjadi
  • Semula menolak kehamilan—sekarang menunjukkan sikap positif dan menerima kehamilan
  • Semula jarang memeriksa kehamilan—sekarang lebih teratur dan mendaftarkan diri untuk bersalin
  • Persiapan perawatan bayi sudah disiapkan di rumah

Dua golongan wanita yang perlu mendapat perhatian karena diliputi rasa takut
  • Wanita dengan pengalaman tidak menyenangkan dalam kehamilan/persalinan sebelumnya dan primigravida (wanita yang baru pertama kali hamil) yang mendengar pengalaman menakutkan/mengerikan dari wanita lain
  • Multipara (wanita yang sudah pernah hamil) lanjut usia, kehamilan dan persalinan normal lancar. Kecemasan bukan pada dirinya tetapi pada janin dan anak yang lain, siapa yang akan mengurus anak-anaknya apabila terjadi apa-apa dengan dirinya pada waktu persalinan
  • Pada kedua keadaan ini penting pengertian dari bidan dan keluarga terhadap wanita tersebut agar lebih tenang dan relaks dalam menghadapi persalinan
  • Pendekatan psikologis yang tepat antara tenaga kesehatan dengan wanita tersebut
  • Hubungan saling percaya antara bidan dan wanita akan meringankan beban penderitaannya
  • Kesemuanya ini bertujuan untuk menyelamatkan ibu dan bayi

Kerentanan
  • Kerentanan meningkat pada trimester ketiga terutama pada kehamilan 7 bulan
  • Sering merasakan bayi yang amat berharga dapat saja hilang/mengalami hal buruk bila tidak dilindungi sepanjang waktu
  • Fantasi/mimpi buruk tentang janinnya (wanita jadi sangat berhati-hati)
  • Menghindari tempat ramai oleh karena tidak mampu melindungi janinnya

Meningkatnya kebutuhan akan ketergantungan
  • Merasakan sangat mendambakan suaminya
  • Meningkatnya kebergantungan pada pasanga/suami pada akhir-akhir minggu kehamilan
  • Dalam sehari dapat berulang-ulang menelpon suami
  • Meningkatnya kebutuhan cinta dan perhatian dari pasangan
  • Butuh kepastian dukungan dan kemampuan pasangan agar merasa lebih mantap akan kemampuannya dalam menghadapi persalinan
  • Mengaharapkan pasangan mengerti perasaannya (wanita menjadi lebih rentan jika pasangan tidak menunjukkan rasa simpati)

Persiapan untuk melahirkan
  • Secara bertahap perasaan rentan akan menurun sesuai dengan situasinya
  • Janin bertumbuh terus dan pergerakannya tidak lagi lembut (mendorong—menyodok—menendang) merupakan ekspresi gangguan bayi terhadap kondisi sesak dan aktivitas meningkat
  • Hubungan wanita dan janin berubah, pengertian bayi bukan bagian dari dirinya—sesuatu yang ada didalam—walaupun sadar terpisah tetapi wanita merasa akrab
  • Kebanyakan wanita menaydari kemampuannya menentukan kapan akan melahirkan
  • Wanita mulai memperhatikan tanda-tanda persalinan, menanyakan teman/keluarga yang pernah bersalin
  • Banyak pasangan merasa cemas mereka tidak/belum sampai di klinik/RS saat melahirkan
  • Pasangan tersebut menyadari tentang bagaimana menangani persalinan
  • Minggu terakhir kehamilan, kesadaran akan tanggal perkiraan persalinan makin meningkat didasarkan pengalaman sebelumnya
  • Beberapa wanita merasa ketakutan terhadap tanggal perkiraan persalinan maupun untuk melahirkan. Ketidaknyamanan terjadi sampai tepat terjadi persalinan
  • Selama trimester 3 ibu yang mendambakan kehamilannya dapat mengatakan “Saya akan menjadi ibu” persiapan untuk janinnya –pakaian—tempat tidur bayi—membicarakan pembagian tugas rumah tangga dengan pasangan
  • Pasangan melengkapi pengetahuan tentang persalinan


Demikianlah artikel dari jurnalis-bidan.blogspot.com yang berjudul Adapatasi yang Terjadi pada Ibu Hamil. Semoga apa yang telah kami sajikan dan berikan diatas tersebut dapat membantu dan bermanfaat bagi teman-teman sahabat semuanya. Terimakasih atas kunjungannya.

Monday, April 22, 2019

Penyulit Kehamilan Trimester I dan II serta Komplikasinya

Penyulit Kehamilan Trimester I dan II serta Komplikasinya



Penyulit Kehamilan Trimester I dan II serta Komplikasinya

Berikut ini adalah beberapa penyulit serta komplikasi yang mungkin akan terjadi pada ib hamil trimester I dan II

A. ANEMIA KEHAMILAN


Yang dimaksud dengan anemia kehamilan adalah jika kadar hemoglon < 11 gr/dL pada trimester 1 dan 3,  atau jika kadar hemoglobin < 10,5 gr/dL pada trimester 2
Tingkatan anemia
  • Anemia ringan : 9-10 gr/dL
  • Anemia sedang : 7-8 gr/dL
  • Anemia berat : < 7 gr/dL
Gejala : pucat, mudah pingsan, TD normal, gejala klinik dapat terlihat pada tubuh yang malnutrisi
Jika hasil pemeriksaan kadar hemoglobin tidak akurat, hal ini mungkin akibat dari kadar LED darah yang cepat ataupun spesimen yang tidak tercampur dengan baik.
Pembagian anemia
  • Anemia defisiensi besi
  • Anemia megaloblastik
  • Anemia hipoplastik
  • Anemia hemolitik

B. ANEMIA DEFISIENSI BESI

Adalah penurunan jumlah sel darah merah akibat dari kekurangan zat besi
Patofisiologi
  • Darah meningkat 50% dalam kehamilan (hipervolemia), penambahan sel darah tidak sebanding dengan plasma darah (plasma 30%, sel darah 18%, Hb 19%)
  • Terjadi pengenceran darah
  • Pembentukan sel darah merah terlalu lambat
  • Volume darah bertambah sejak usia kehamilan 10 minggu
  • Puncaknya penambahan darah pada usia kehamilan 32-36 minggu
Etiologi
  • Makanan tidak cukup mengandung zat besi (Fe)
  • Komposisi makanan tidak baik untuk penyerapan
  • Adanya gangguan penyerapan (penyakit usus)
  • Kebutuhan Fe meningkat
Gejala klinis
  • Data subjektif : ibu mengatakan sering pusing, cepat lelah, lemas, susah bernafas
  • Data objektif : konjungtiva pucat, muka pucat, ujung-ujung kuku pucat
Komplikasi
  • Trimester 1 : missed abortus, kelainan kongenital, abortus
  • Trimester 2 : partus prematurus, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (PJT), asfiksia, gestosis/manifestasi keracunan karena kehamilan, IQ bayi rendah, dekompensasi kordis)
  • Trimester 3 : gangguan his primer dan sekunder, janin lahir anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah
Pemantauan
  • Periksa kadar Hb setiap 2 minggu
  • Bidan memberikan suplemen zat besi kepada kliennya yang memeriksakan diri
  • Efek samping berupa gejala gangguan gastrointestinal : konstipasi, diare, rasa terbakar di ulu hati, nyeri abdomen dan mual
Pencegahan
  • Sulfas ferrosus 1 tablet/hari
  • Anjurkan makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang banyak mengandung vitamin dan mineral
  • Pemberian preparat besi
  • Pemeriksaan kadar Hb pada trimester 1 dan 2
  • Pemberian vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi. Penyerapan zat besi yang terbaik adalah pada waktu perut kosong
  • Susu dan antasida dapat mengurangi penyerapan zat besi
  • Hindari kafein, misalnya kopi dan teh
  • Sebelum dan selama kehamilan mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi, asam folat dan vitamin B
Penatalaksanaan
  • Oral : pemberian fero sulfat,/fero gluconat/Na-fero bisitrat 60 mg/hari, 800 mg selama kehamilan, 150-100 mg/hari
  • Parenteral : pemberian ferum dextran 1000 mg (20 ml) IV atau 2×10 ml/IM

C. ANEMIA MEGALOBLASTIK

Adalah anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat
Peran asam folat
  • Untuk pertumbuhan dan replikasi sel
  • Mencegah terjadinya perubahan pada DNA yang dapat menyebabkan kanker
  • Penting dalam pembentukan sel
  • Darah merah membutuhkan asam folat
  • Membantu perkembangan janin
Gejala
  • Tangan atau kaki kesemutan dan kaku
  • Kehilangan sensasi sentuh
  • Kehilangan kemampuan indera penciuman
  • Sulit berjalan dan terlihat goyah
  • Demensia (kehilangan kemampuan psikis atau mental)
  • Kejiwaan terganggu (halusinasi, paranoia, psikosis/gangguan jiwa yang disertai dengan disintegrasi kepribadian)
Sumber asam folat
  • Hewani maupun nabati seperti hati, kuning  telur, ginjal, ragi, sayuran hijau (bayam, brokoli) dan susu
  • 80% kandungan asam folat hilang selama proses pemasakan
  • Sereal siap saji yang difortifikasi mengandung asam folat
  • Asam folat sintesis, struktur kimianya lebih sederhana sehingga lebih mudah diserap tubuh (asam pteroil glutamat)
Kebutuhan
  • Orang dewasa 400 mcg (0,4 mg)/hari
  • Ibu hamil 600 mcg/hari
  • Ibu menyusui 500 mcg/hari
  • Harus disiapkan sebelum kehamilan, karena gangguan sering terjadi pada bulan pertama kehamilan, dimana ibu biasanya belum menyadari bahwa dirinya tengah hamil
Efek samping
  • Terselubungnya komplikasi syaraf akibat defisiensi vitamin B12
  • Tidak dianjurkan > 1000mg/hari
  • Asam folat termasuk golongan vitamin B yang larut dalam air, jika kelebihan dapat larut dalam air

D. ANEMIA HIPOPLASTIK

  • Adalah anemia yang terajdi akibat sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru
  • Jarang dijumpai dalam kehamilan
  • Disertai dengan trombositopenia, dan leucopenia
  • Disertai kelainan kongenital sering terjadi akibat obat-obatan, zat kimia, infeksi, irradiasi, leukemia dan kelainan immunologik
  • Bisa juga trejadi akibat transplantasi sumsum tulang atau transfusi darah berulang kali

E. ANEMIA HEMOLITIK

  • Adalah anemia yang terjadi akibat sel darah merah lebih cepat hancur dari pembentukannya
  • Etiologi tidak jelas
  • Kejadian langka
  • Hemolisis berat timbul secara dini dalam kehamilan dan hilang beberapa bulan setelah bersalin
  • Penambahan darah tidak memberikan hasil
  • Transfusi darah untuk meringankan penderitaan ibu dan mengurangi bahaya hipoksia pada janin

F. HIPEREMESIS GRAVIDARUM (HEG)

  • Adalah gejala mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil
  • Dapat berlangsung sampai usia kehamilan 4 bulan dan keadaan umum menjadi buruk
  • Etiologi belum diketahui secara pasti
  • Dibagi menjadi 3 tingkatan menurut beratnya gejala yang timbul
HEG tingkat 1
  • Muntah terus menerus
  • Ibu merasa lemah
  • Nafsu makan tidak ada
  • Berat badan turun
  • Nyeri epigastrium
  • Nadi meningkat sekitar 100x/menit
  • Tekanan darah turun
  • Turgor kulit mengurang
  • Lidah mengering
  • Mata cekung
HEG tingkat 2
  • Ibu lebih lemah dan apatis
  • Turgor kulit lebih mengurang
  • Lidah mengering dan nampak kotor
  • Nadi rendah dan cepat
  • Suhu tubuh kadang-kadang naik
  • Mata cekung dan sedikit ikterus
  • BB dan TD turun
  • Hemokonsenterasi, oliguria dan konstipasi
  • Ditemukan aseton pada air kencing
HEG tingkat 3
  • Keadaan umum lebih parah
  • Muntah berhenti
  • Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
  • Nadi kecil dan cepat
  • Suhu meningkat
  • TD dan BB turun
  • Ensepalopati Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental
Penatalaksanaan
  • Rawat inap
  • Stop makan dan minum dalam 24 jam pertama
  • Obat-obatan diberikan secara parenteral
  • Infus D10% (2000 ml) dan RL 5% (2000 ml) per hari
  • Pemberian antiemetik (metokopramid hidrochlorid)
  • Roborantia/obat penyegar
  • Diazepam 10 mg IM (jika perlu)
  • Psikoterapi
  • Lakukan evaluasi dalam 24 jam pertama
  • Bila keadaan membaik, boleh diberikan makan dan minum secara bertahap
  • Bila keadaan tidak berubah : stop makan/minum, ulangi penatalaksanaan seperti sebelumnya untuk 24 jam kedua
  • Bila dalam 24 jam tidak membaik pertimbangkan untuk rujukan
  • Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan muntah
  • Jika dehidrasi berhasil diatasi, anjurkan makan makanan lunak porsi kecil tapi sering, hindari makanan yang berminyak dan berlemak, kurangi karbohidrat, banyak makan makanan yang mengandung gula
Kriteria pulang
  • Mual dan muntah tidak ada lagi
  • Keluhan subjektif sudah tidak ada
  • TTV baik

G. ABORTUS

  • Adalah berhentinya kehamilan pada usia < 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin
  • BBL  <500 gram, PB <25 cm
  • Angka harapan hidup sangat kecil yaitu <1%
  • Batasan berbeda tentang abortus 18-24 minggu, WHO 22 minggu
Pembagian abortus
  • Abortus spontan (imminens, insipiens, incompletus, completus)
  • Abortus induced (therapeutik, sugenic, electiv)
  • Abortus septik
  • Abortus habitualis
  • Missed abortion
Etiologi
Maternal
  • Kelainan kromosom
  • Infeksi kronis (sifilis, TB aktif)
  • Keracunan
  • Trauma fisik
  • Gangguan endokrin (hipotiroid, DM)
  • Penyakit kronis
  • Oksidan (rokok, alkohol)
  • Defisiensi hormonal
Fetal
  • Kematian janin akibat kelainan bawaan
  • Mola hidatidosa
  • Penyakit plasenta dan desidua

H. ABORTUS IMMINENS

  • Perdarahan bercak-sedang
  • Perdarahan ringan (lebih dari 5 menit basahi pembalut)
  • Dilatasi serviks tertutup
  • Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
  • Gejala/tanda : kram perut bawah uterus (hilang timbul)
  • USG, pengaruhi rencana tindakan
  • Diagnosa banding : mola, KET
Penatalaksanaan
  • Bed rest, tidak perlu pengobatan khusus ataupun tirah baring total
  • Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan
  • Kurangi hubungan seksual
  • Tidak perlu terapi hormonal baik estrogen maupun progesteron
  • Tidak perlu pemberian tokolitika ( salbutamol, indometasin)
  • Pemberian fenobarbital 3×30 mg/hari
  • Pemberian papaverin 3×40 mg/hari
  • Observasi perdarahan (jika berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan penilaian jika terjadi perdarahan lagi. Jika terus berlangsung : nilai kondisi janin lewat uji kehamilan/USG, konfirmasi penyebab lain jika ditemukan ukuran uterus yang lebih besar dari usia kehamilan.

I. ABORTUS INSIPIEN (sedang berlangsung)

  • Perdarahan sedang-banyak
  • Konsepsi dalam uterus
  • Perdarahan berat hanya butuh waktu kurang  dari 5 menit untuk basahi pembalut
  • Serviks terbuka
  • Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
  • Gejala/tanda ; kram/nyeri pada perut bagian bawah
Penatalaksanaan
Jika usia kehamilan < 16 minggu, evaluasi uterus dengan AVM, jika evaluasi tidak dapat dilakukan, segera lakukan :
  • Pemberian ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang setelah 15 menit jika perlu), atau pemberian misoprostol 400 mg/oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu)
  • Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus
Jika usia kehamilan >16 minggu
  • Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi
  • Jika perlu pasang infus 20 IU oksitosin dalam RL atau garam fisiologik 500 ml IV, dengan kecepatan 40 tetes/menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi
Tetap pantau kondisi ibu setelah penanganan
Pasang infus D5% = oksitosin 10 IU


J. ABORTUS INKOMPLETUS

  • Perdarahan sedang-banyak
  • Serviks terbuka
  • Uterus sesuai usia kehamilan
  • Gejala/tanda : kram/nyeri perut bagian bawah dengan rasa sakit yang kuat
  • Terjadi ekspulsi sebagian hasil konsepsi
Penatalaksanaan
  • Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis)
  • Keluarkan sisa konsepsi secara digital atau dengan menggunakan cunam ovum dan evaluasi perdarahan
  • Jika perdarahan berhenti, berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg/oral
  • Jika perdaraan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM
  • Jika terdapat tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika profilaksis
  • Jika terjadi perdarahan hebat dan < 16 minggu, segera evakuasi dengan AVM
  • Bila pasien tampak anemik, berikan sulfas ferrosus 600mg/hari selama 2 minggu (anemia sedang ) atau transfusi darah (anemia berat)

K. ABORTUS KOMPLETUS

  • Perdarahan bercak-sedang
  • Serviks tertutup atau terbuka
  • Uterus lebih kecil dari usia kehamilan normal
  • Gejala/tanda : sedikit/tanpa nyeri pada perut bagian bawah
  • Riwayat ekspulsi hasil konsepsi
  • Janin akan keluar dari rahim, baik secara spontan maupun alat bantu
Penatalaksanaan
  • Tidak perlu evaluasi
  • Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak
  • Bila kondisi baik, cukup berikan ergometrin 3×1 tablet/hari selama 3 hari
  • Tetap pantau kondisi ibu setelah penanganan
  • Bila terjadi anemia sedang berikan sulfas ferrosus tablet 600 mg/hari selama 2 mingg dan anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
  • Untuk anemia berat lakukan transfusi darah
  • Bila tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberikan antibiotika atau apabila khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotika profilaksis
  • Lakukan konseling pasca abortus dan lakukan pemantauan lebih lanjut

L. ABORTUS HABITUALIS

  • Adalah kejadian abortus berulang, umumnya disebabkan karena kelainan anatomik uterus (mioma, septum, serviks inkompeten dan lain-lain) atau kelainan faktor-faktor immunologi
  • Idealnya dilakukan pemeriksaan USG untuk melihat ada atau tidaknya kelainan anatomi

M. MISSED ABORTION

  • Adalah kematian janin dan nekrosis jaringan konsepsi tanpa adanya pengeluaran, terjadi pada usia kehamilan 4 minggu atau lebih (beberapa buku 8 minggu)
  • Biasanya didahului tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau menghilang setelah pengobatan
Pentalaksanaan
  • Keluarkan jaringan konsepsi dengan laminaria, dan stimulasi kontraksi uterus dengan oksitosin
  • Jika diputuskan untuk melakukan tindakan kuretase, harus sangat berhati-hati karena jaringan telah mengeras dan dapat terjadi gangguan pembekuan darah akibat hipofibrinogenemia

N. ABORTUS THERAPEUTIK

  • Adalah abortus yang dilakukan atas pertimbangan/indikasi kesehatan wanita, dimana bila kehamilan itu dilanjutkan akan membahayakan dirinya, contohnya pada wanita dengan penyakit jantung, hipertensi, ginjal dan korban perkosaan (masalah psikis)
  • Dapat juga dilakukan atas pertimbangan kelainan janin yang berat
Syarat-syarat abortus therapeutik
  • Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ahli dan berwenang
  • Meminta pertimbangan ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi)
  • Melakukan informed consent
  • Saran kesehatan memadai
  • Prosedur tidak dirahasiakan
  • Dokumen medik harus lengkap

O. ABORTUS SEPTIK

  • Adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi setelah abortus spontan/tidak aman
  • Terjadi jika terdapat sisa hasil konsepsi atau penundaan pengeluaran hasil konsepsi
  • Tindakan : resusitasi dan perbaiki keadaan umum ibu, berikan antibiotik spektrum luas dosis tinggi, keluarkan sisa konsepsi dalam 6 jam
DIAGNOSTIK ABORTUS
  • Anamnesis : perdarahan, haid terakhir, pola siklus haid, ada tidaknya gejala/keluhan lain, cari faktor resiko/predisposisi, riwayat penyakit umum dan obstetri
  • Prinsip : wanita usia reproduktif dengan perdarahan pervaginam abnormal HARUS selalu dipertimbangkan kemungkinan adanya kehamilan
  • Pemeriksaan fisik umum : KU, TTV, jika KU buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi segera
  • Pemeriksaan ginekologik : ada tidaknya tanda akut abdomen, jika memungkinkan cari sumber perdarahan apakah dari dinding vagina atau jaringan serviks atau keluar ostium. Jika perlu ambil darah/cairan/jaringan untuk pemeriksaan penunjang (ambil sediaan sebelum PD), lakukan PD dengan hati-hati
  • Bimanual : tentukan besar dan letak uterus, tentukan apakah 1 jari pemeriksa dapat masuk kedalam ostium dengan mudah/lunak atau tidak (lihat ada/tidaknya dilatasi serviks), jangan dipaksakan. Adneksa dan parametrium diperiksa, ada/tidaknya massa atau tanda akut lainnya.
PENATALAKSANAAN PASCA ABORTUS
  • Lakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari penyebab aborts agar kejadian ini tidak berulang pada kehamilan berikutnya
  • Perhatikan involusi uterus dan kadar B-hCG selama 1-2 bulan
  • Anjurkan jangan hamil dulu selama 3 bulan
  • Anjurkan pemakaian kontrasepsi kondom atau pil
PRINSIP (perdarahan pervaginam pada kehamilan < 12 minggu)
  • JANGAN LANGSUNG DILAKUKAN KURETASE
  • Tentukan dulu, janin mati atau hidup. Jika memungkinkan periksa dengan USG
  • Jangan terpengaruh dengan B-hCG yang positif, meski janin sudah mati, kadar B-hCG mungkin masih tinggi dan bisa bertahan sampai 2 bulan setelah kematian janin

P. ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS

  • Akibat : perforasi, luka pada serviks uteri, perlekatan pada kavum uteri, perdarahan infeksi
  • Cara umum : olah raga berlebihan, naik kuda, mendaki gunung, berenang, naik turun tangga, trauma
  • Cara lokal : menggunakan alat-alat yang dapat menusuk kedalam vagina, alat memasang IUD, alat yang dialiri arus listrik, aspirasi jarum suntik
METODE KONTRASEPSI PASCA ABORTUS
Kontrasepsi Waktu Efektivitas
Kondom Segera Kedisiplinan klien, mencegah PMS
Pil Segera Minum secara teratur setiap hari dengan waktu yang sama
Suntik Segera Konseling untuk pilihan hormon tunggal dan kombinasi
Implan/susuk Segera Punya > 1 anak, jangka panjang
AKDR Segera Setelah kondisi pulih
Tubektomi Segera Menghentikan fertilitas
Beberapa wanita mungkin butuh
  • Jika klien pernah imunisasi, dinding vagina atau kanalis servikalis luka, berikan booster TT 0,5 ml
  • Riwayat imunisasi tidak jelas, beri serum anti tetanus 1500 IU IM diikuti dengan TT 0,5 ml setelah 4 minggu
  • Penatalaksanaan PMS
  • Penapisan kanker serviks

Q. KEHAMILAN EKTOPIK
Patofisiologi
  • Ovum yang telah dibuahi berimplantasi di tempat lain selain di endometrium kavum uteri
  • Gangguan interferensi mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri
  • Kemungkinan implantasi : paling sering di tuba falopii (90-95 %, dengan 70-80% di ampula), serviks, ovarium, abdomen dan sebagainya.
Etiologi
  • Kelainan tuba adalah karena adanya riwayat penyakit tuba, seperti salpingitis
  • Riwayat operasi tuba, sterilisasi
  • Riwayat penyakit radang panggul
  • IUD
  • Ovulasi yang multipel akibat induksi obat-obatan, usaha fertilisasi in vitro dan sebagainya
Gejala
  • Amenorhea
  • Nyeri perut bagian bawah yang snagat dan berawal dari satu sisi, tengah, seluruh perut bagian bawah akibat robeknya tuba
  • Penderita bisa sampai pingsan dan syok
  • Perdarahan pervaginam biasanya berwarna hitam
  • Pusing, perdarahan, berkeringat, pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina dan serviks, perlunakan serviks, pembesaran uterus, frekuensi BAK meningkat
Diagnosis
  • Pemeriksaan panggul, tentukan lokasi sakit
  • Lakukan tes B-hCG
  • Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui konsentrasi hormon progesteron
  • Pemeriksaan USG
  • Diagnosis banding : usus buntu (apendisitis akut), radang panggul
  • Penanganan : methotrexate
  • Prognosis : HCG (kuantitatif) untuk melihat sisa jaringan
  • Kesempatan hamil tergantung dari kerusakan tuba (1x operasi tuba : 55-60%, jika slauran satunya tidak ada atau rusak : 45%, >2x pembedahan ektopik dan komservatif : 30%)

R. KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

Gejala
  • Kolaps dan kelelahan
  • Nadi cepat dan lemah (110x/menit atau lebih)
  • Hipotensi
  • Hipovolemia
  • Abdomen akut dan nyeri pelvis
  • Distensi abdomen dengan shifting dullness merupakan petunjuk adanya darah bebas
  • Nyeri lepas
  • Pucat
Diagnosis
  • Anamnesis : riwayat terlambat haid atau amenorhea, gejala dan tanda kehamilan muda dapat ada atau tidak ada, perdarahan pervaginam, nyeri perut pada kanan/kiri bawah
  • Pemeriksaan fisis : KU dan TTV dapat baik sampai buruk, ada tnada akut abdomen, saat pemeriksaan adnexa ada nyeri goyang portio
  • Pemeriksaan penunjang : tes urine B-hCG (+), kuldosentesis (ditemukan darah di kavum douglasi), USG
Penatalaksanaan KE dengan ruptur tuba
  • Optimalisasi KU ibu dengan transfusi, infus oksigen atau kalau dicurigai adanya infeksi diberikan juga antibiotika
  • Hentikan sumber perdarahan segera dengan laparatomi dan salpingektomi (memotong bagian tuba yang terganggu)
Sebelum pulang
  • Konseling prognosis kesuburannya
  • Konsleing metode kontrasepsi dan penyediaan metode kontrasepsi
  • Perbaiki anemia dengan sulfas ferrosus 600 mg/hari per oral selama 2 minggu
  • Kontrol ulang 4 minggu

S. KEHAMILAN SERVIKAL

  • Jarang terjadi
  • Perdarahan pervaginam tanpa disertai rasa nyeri
  • Terjadi abortus spontan sangat besar
  • Jika kehamilan tumbuh sampai besar, perdarahan atau ruptur yang terjadu sangat besar dan bisa dilakukan histerektomi lokal.

T. KEHAMILAN OVARIAL

Ditegakkan atas dasar kriteria Spiegelberg :
  • Tuba pada sisi kehamilan harus normal
  • Kantung janin harus terletak di ovarium
  • Jaringan ovarium yang nyata harus ditemuka dalam dinding kantung janin

U. MOLA HIDATIDOSA

  • Hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili korialis disertai dengan degenerasi hidropik
  • Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan sperti rangkaian buah anggur
  • Resiko terjadi keganasan (koriokarsinoma)
Pembagian
Mola hidatidosa klasik/komplet
  • Janin atau bagian tubuh janin tidak ada
  • Sering disertai pembentukan kista lutein (25-30%)
Mola hidatidosa parsial/inkomplet
  • Janin atau bagian tubuh janin ada
  • Perkembangan janin terhambat akibat kelainan kromosom dan umumnya mati pada trimester pertama
Gejala
  • Hiperemesis
  • Hipertiroid
  • Preeklampsia
  • Anemia
  • Uterus lebih besar dari umur kehamilan
  • Tanda pasti kehamilan tidak ditemukan
  • Perdarahan
  • Bisa juga disertai preeklampsia/ eklampsia
Diagnosa
  • Ditegakkan dengan USG
  • Pengosongan jaringan mola dengan vakum kuret
  • Pemeriksaan tindak lanjut dilakukan untuk mengetahui kemungkinan keganasan
  • Kadar hCG dipantau hingga minimal 1 tahun pasca kuretase
  • Bila >8 minggu pasca kuretase hCG tinggi berarti trofoblast masih aktif
  • Anamnesis : hamil disertai gejala dan tanda hamil muda yang berlebihan, perdarahan pervaginam berulang berwarna coklat, gelembung seperti busa
  • Pemeriksaan fisik : pada mola klasik ukuran uterus > besar dari usia kehamilan yang sesuai, tidak teraba bagian janin, DJJ tidak ada. Uji batang sonde tidak ada tahanan massa konsepsi. Pada mola parsial, gejala seperti missed abortion, uterus < gestasi
  • Pemeriksaan penunjang : periksa kadar B-hCG kuantitatif dan USG. Pada USG gambaran seperti badai salju (snowflake/snowstorm-like appearance)
Penatalaksanaan
  • Perhatikan sindroma yang mengancam fungsi vital (depresi nafas, hipertiroid/tirotoksikosis dan sebagainya). Resusitasi bila KU buruk
  • Evakuasi jaringan mola : dengan AVM dan kuret tajam. Suction dapat mengeluarkan sebagian besar massa mola, sisanya bersihkan dengan kuret. Dapat juga dilakukan induksi, pada waktu evakuasi berikan oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus dan mencegah refluks cairan mola ke arah tuba
  • Pada wanita yang tidak mengharapkan anak lagi dapat dianjurkan histerektomi
Follow up
  • Profilaksis terhadap keganasan dengan sitostatika terutama pada kelompok resiko keganasan tinggi
  • Pemeriksaan ginekologik dan B-hCG kuantitatif rutin tiap 2 minggu teratur tiap 3 bulan-1 tahun
  • Foto toraks pada awal terapi, ulang bila kadar B-hCG menetap atau meningkat
  • Kontrasepsi hormonal 1 tahun pasca kuretase, sebaiknya preparat progesteron oral selama 2 tahun
  • Penyuluhan pada pasien akan kemungkinan keganasan



Sumber : Jurnalis Kebidanan


Demikianlah artikel dari jurnalis kebidanan yang berjudul Penyulit Kehamilan Trimester I dan II serta Komplikasinya. Semoga apa yang telah kami berikan dan sajikan diatas tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa lagi yaa.

Sunday, April 21, 2019

Kebutuhan Psikologi Bagi Ibu Hamil

Kebutuhan Psikologi Bagi Ibu Hamil




Berbagai faktor yang berhubungan dengan ibu hamil

  • Dukungan kepada ibu hamil dan nifas
  • Dukungan dari tenaga kesehatan (nakes)
  • Menciptakan rasa aman dan nyaman selama hamil dan nifas
  • Persiapan menjadi orang tua
  • Mempersiapkan saudara (sibling). Menerima dan memahami janin dalam kandungan/BBL


A. DUKUNGAN KEPADA IBU HAMIL DAN NIFAS


  • Wanita yang telah/belum dianugerahi anak disaat ia menginginkan hamil/dalam menghadapi kehamilan dan bersalin membutuhkan dukungan
  • Mereka mengharapkan dukungan dari :
    • Suami
    • Keluarga (keluarga dekat) : ortu-mertua-saudara kandung-ipar dan lain-lain
    • Lingkungan : keluarga selain keluarga dekat-tetangga-teman dan lain-lain
Dukungan suami
Dari penelitian kualitatif di Indonesia diperoleh berbagai dukungan suami yang diharapkan isteri :
  • Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan isteri
  • Suami senang mendapatkan keturunan
  • Suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan ini
  • Suami memperhatikan kesehatan isteri yakni menanyakan keadaan isteri/janin yang dikandungnya
  • Suami mengantar dan atau menemani isteri untuk memeriksakan kandungannya
  • Suami tidak menyakiti isteri baik secara fisik maupun perasaan
  • Suami menghibur/menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi isteri
  • Suami menasihati agar isteri tidak terlalu capek bekerja di rumah/di tempat kerja
  • Suami membantu tugas isteri
  • Suami berdoa untuk kesehatan dan keselamatan isteri dan anaknya
  • Suami menunggu ketika isteri melahirkan
  • Suami menunggu ketika istreri dioperasi
Diperoleh atau tidak diperoleh dukungan suami tergantung pada :
  • Keintiman hubungan
  • Adanya komunikasi yang bermakna
  • Adanya kekhawatiran/masalah dalam biaya

Dukungan keluarga
  • Ayah-ibu kandung, maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini
  • Ayah-ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini
  • Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi
  • Walaupun ayah-ibu kandung maupun mertua ada didaerah lain, sangat didambakan dukungan melalui telepon, surat ataupun doa dari jauh
  • Selain itu, ritual tradisional dalam periode ini seperti upacara 7 bulanan pada beberapa orang mempunyai arti tersendiri yang tidak boleh diabaikan

Dukungan lingkungan
  • Diperoleh dari ibu-ibu pengajian/perkumpulan/kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan/sosial dalam bentuk doa bersama untuk keselamatan ibu dan janinnya
  • Membicarakan/menceritakan/menasihati tentang pengalaman hamil dan bersalin
  • Ada diantara mereka yang mau mengantarkan ibu hamil untuk periksa
  • Mereka dapat menjadi seperti saudara bagi ibu hamil dan nifas


B. DUKUNGAN DARI TENAGA KESEHATAN


aktif — melalui kelas antenatal
pasif – dengan memberi kesempatan pada mereka yang mengalami masalah untuk berkonsultasi
tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu hamil/pasca bersalin yaitu bapak (suami ibu bersalin), kakak (saudara kandung dari calon bayi/sibling), penunjang.


Bapak/suami ibu bersalin
  • Keadaan emosi dan interaksi seorang ayah dengan bayi sangatlah penting karena biasanya ia merupakan penunjang utama bagi ibu bersalin
  • Apakah bapak dapat diandalkan?
  • Apakah ia dapat terlibat dengan ibu dan bayi?
  • Apakah ia memberi respon terhadap signal dari si bayi?
  • Seberapa banyak ia memiliki informasi mengenai sifat-sifat dan pengasuhan bayi?
  • Apakah yang ia harapkan setelah isterinya pulih?
  • Apabila ia mengharapkan isterinya cepat pulih baik tenaga maupun libidonya, bial pemulihan lebih lama dari yang diharapkan ia mungkin kesal
  • Apakah pandangan yang realistik terhadap bayi (misal bayi akan tidur nyenyak sepanjang malam, penuh senyuman, mudah ditenangkan)akan menimbulkan masalah jika tidak sesuai yang diharapkan/justru kebaikannya?

Kakak (saudara kandung dari bayi)
  • Sangat penting untuk mengetahui umur kakak-kakaknya dan bagaimana perasaan mereka terhadap bayi yang baru lahir
  • Apakah mereka tertarik dan ingin membantu?
  • Apakah mereka bersikap bermusuhan dan agresif?
  • Bagaimana reaksi orang tua terhadap tingkah laku kakak-kakak si bayi?

Penunjang
  • Anggota keluarga sering merupakan sistem penunjang yang kuat dan keterlibatan mereka sangat penting untuk proses penyesuaian keluarga
  • Apakah ada kakek-nenek si bayi yang bersedia untuk dilibatkan?
  • Apakah ada kakak perempuan/laki-laki orang tua yang tinggal dekat?
  • Apakah mereka bersedia membantu orang tua baru ini?
  • Bila keluarga tidak bersedia, siapa yang akan menajdi penunjang?
  • Apakah telah dipikirkan mengenai bantuan?

Tingkah laku non verbal
  • Tingkah laku non verbal juga sama pentingnya
  • Apakah orang tua sepakat dengan apa yang akan mereka lakukan? Misal, apakah si ibu berkata puas terhadap sifat-sifat anaknya, tetapi secara non verbal terlihat lamban merespon sinyal-sinyal bayinya?

Yang harus diperhatikan bidan
  • Tegaskan kesan dan kesimpulan yang didapat pada saat penilaian psikososial
  • Salah satu cara yang terbaik adalah menanyakan, misal, “Seberapa besar pengalaman Anda denagn bayi baru lahir?”
  • Apakah terkejut mendapat anak perempuan/laki-laki?
  • Makanan apa yang diberikan pada BBL di Indonesia sebelum ASI keluar?
  • Apa rencananya kalau sudah di rumah?
  • Seberapa lama ibu/mertua anda dapat tinggal di rumah anda?

Analysis
  • Maksud penilaian keluarga adalah untuk mengidentifikasi kekuatan keluarga sekaligus menentukan intervensi yang dapat meningkatkan penyesuaian keluarga/mencegah gangguan dalam fungsi sebagai keluarga
  • Kadang-kadang keluarga yang biasanya berfungsi baik, tidak mampu mengatasi peristiwa spesifik ini
  • Peristiwa spesifik ini adalah kelahiran bayi dan yang penting dapat memasukkan bayi itu kedalam struktur keluarga yang telah ada
  • Diagnosa kebidanan adalah perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai kebutuhan dan tingkah laku bayi, stress pada minggu-minggu pertama di rumah dan persaingan kakak-adik

Rencana
  • Mengidentifikasi cara untuk meredakan stress selama berminggu-minggu pertama di rumah
  • Menguraikan tindakan yang dapat diambil untuk menurunkan persaingan kakak-adik
  • Mengidentifikasi bantuan luar dan sistem penunjang

Intervensi
  • Mengajarkan keluarga tentang bayi baru lahir (BBL)
  • Kebutuhan bayi : ada orang tua baru yang mempunyai harapan yang tidak relistis atas bayinya dan bidan ada di posisi yang baik untuk memberikan informasi tentang apa saja yang dapat dibuat oleh bayi dan apa yang diperlukan oleh bayi sehingga dapat tumbuh dengan baik

Sinyal bayi
  • Bicarakan mengenai pentingnya respon yang cepat dan lembut bila bayi memberi sinyal seperti menangis/gelisah yang menunjukkan bayi tersebut memerlukan perhatian
  • Tegaskan kepada orang tua bahwa menjawab dengan cepat tidak akan “memanjakan” bayi tetapi akan membantu membangun kepercayaan bahwa dunia merupakan tempat yang aman

Membantu keluarga menyesuaikan diri
  • Memberikan bimbingan tentang peredaan ketegangan stress
Bidan dapat memberikan bimbingan tentang minggu-minggu pertama di rumah, saat keluarga harus penyesuaian diri dengan tuntutan bayi
  • Ini merupakan saat dimana kebutuhan istirahat sangat besar tetapi kesempatan untuk tidur yang tidak terganggu sangat kecil
  • Akibatnya timbul kelelahan, yang merupakan masalah umum

Cara untuk mengurangi persaingan kakak-adik
  • Berikan anjuran agar orang tua membuat rencana untuk menghabiskan waktu dengan sang kakak dan sering memberikan pujian dan menegaskan kembali tempat mereka dalam keluarga
  • Orang tua harus memperlihatkan kasih sayang mereka
  • Selain itu, pengunjung maupun keluarga lainnya tidak boleh hanya memberikan perhatian kepada si bayi tetapi juga mengikutsertakan anak yang lebih tua dalam memberi hadiah/ucapan tentang BBL
  • Tekankan pentingnya merespon dengan tenang dan pengertian bila si kakak menajdi lebih kekanak-kanakan tingkah lakunya/sikap bermusuhan dengan bayi
  • Sangat bermanfaat untuk memperhatikan perasaan anak tersebut dan menegaskan kembali tentang kasih sayang orang tua
  • Ada anak-anak, terutama yang lebih dari 3 tahun, yang senang menjadi abang/kakak dan mau diikutsertakan dalam asuhan si bayi
  • Keikutsertaan ini tidak dapat dilakukan oleh anak yang lebih muda, sehingga akan lebih baik bila orang tua memberikan waktu yang terpisah untuk melakukan kegiatan yang disenangi anak tersebut

Identifikasi bantuan
  • Pada rumah tangga umumnya wanita yang mendapat beban pekerjaan rumah yang lebih besar
  • Dengan kelahiran bayi, pekerjaan ini akan menjadi lebih sulit
  • Harus dilakukan persetujuan/negosiasi tentang pembagian pekerjaan untuk mencegah stress/kelelahan tambahan
  • Pembagian kerja sangat penting bila ada anak-anak lain yang juga memerlukan waktu dan perhatian
  • Pembantu utama bagi ibu adalah bapak si bayi, namun anggota keluarga lainnya terutama nenek si bayi atau saudara perempuan juga dapat memberikan bantuan yang berharga
  • Bantuan komunitas/lingkungan dapat berupa asuhan harian (daycare)


C. RASA AMAN DAN NYAMAN SELAMA KEHAMILAN DAN PASCA BERSALIN


  • Tingkat kemudahan dan kepuasan pada seseorang yang berubah menjadi orang tua terutama bergantung kepada keberhasilan mereka (suami isteri) dalam mengartikan dan menerima hubungan antar anggota keluarga
  • Apabila pasangan suami isteri tersebut telah mampu memandang satu sama lain sebagaimana adanya (dan bukan seperti apa yang diinginkan) dan dapat menerima perbedaan dalam nilai dan tingkah laku, dapat bekerja sama untuk membangun dasar kekuatan yang fleksibel untuk keduanya, dapat mengembangkan standar yang memungkinkan keduanya saling mengerti maka peralihan dari kecemasan menuju kenyamanan selama persalinan akan lebih lancar
  • Harapan rasa aman dan nyaman ini merupakan manifestasi keinginan berbagi rasa yang saat-saat itu memang cenderung meningkat
  • Harapan itu akan lebih mudah terwujud apabila ada kesesuaian antara suami isteri
  • Menifestasi kesesuaian terlihat dari perilaku suami yang membantu sambil menahan diri untuk tidak mengeluh
  • Optimalisasi tercapainya harapan rasa aman dan nyaman selama kehamilan dan pasca bersalin sangatlah individual tergantung dari sudut pandang tiap-tipa orang.



D. PERSIAPAN MENJADI ORANG TUA


Peran orang tua : proses peralihan berkelanjutan
  • Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan suatu keadaan statis
  • Proses ini berawal dari kehamilan, dengan bunga ucapan selamat, merupakan saat kewajiban menjadi orang tua dimulai

Konsep-konsep lain mengenai peran orang tua
  • Peran orang tua yang membawa perubahan negatif pada kualitas hidup
  • Peran orang tua tertuju pada bagaimana perubahan kualitas kehidupan pribadi maupun perkawinan setelah kelahiran bayi. Selain itu, cenderung diwarnai oleh batasan kualitas hidup yang diukur dari sudut pandang yang individualistik
  • Dalam ukuran individualistik ini, fokus kualitas hidup tertuju pada tingkat keberhasilan seseorang mengatasi berbagai hambatan, termasuk gangguan alamiah maupun tatanan kerja untuk memenuhi keinginan/tujuan pribadinya
  • Ukuran individualistik tentang asuhan, misal tertuju pada sejauh mana perasaan terganggunya seorang wanita yang harus keluar masuk RS akibat penyakit diabetes selama kehamilannya. Bila perasaan terganggunya rendah, maka asuhan kesehatannya baik

Peran orang tua sebagai krisis dibandingkan sebagai masa peralihan
  • Seberapa besarkah menjadi orang tua menimbulkan “krisis”?
  • Perubahan ini dianggap suatu krisis apabila sangat hebat, sangat mengganggu dan merupakan perubahan yang negatif
  • Apakah ada kebiasaan yang terganggu seperti perubahan kehidupan seksual, pola tidur dan hal-hal yang serupa

Kepentingan tentang kehadiran dari BBL adalah temperamen, cara pasangan mengertikan stress dan bantuan serta  bagaimana orang tua berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka merupakan hal yang harus diperhitungkan.


Peralihan menjadi orang tua

Fase penantian (anticipatory)
  • Fase penantian berkaitan dampaknya pada kehamilan dan bukan pada peran orang tua
  • Kehamilan merupakan tahap penantian menjadi orang tua dan calon orang tua perlu menyelesaikan beberapa tugas mereka
  • Pembuatan keputusan dan harapan-harapan mereka mempengaruhi perannya sebagai orang tua nantinya, seperti pembagian tugas dalam keluarga. Hal ini menjadi sangat penting bila bayi telah lahir
  • Mengamati bagaimana aktivitas sehari-hari yang dijalankan keluarga seringkali menggambarkan seberapa berhasilnya seseorang menerima perubahan peran mereka
  • Hal ini juga memberi gambaran peran yang akan dimainkan anak dalam keluarga kelak. Bidan harus memperhatikan apakah ada negosiasi/fleksibilitas antar pasangan saat pembagian tugas
  • Bagaimana keluarga menggunakan kehamilan untuk membagi tugas dalam keluarga akan sangat berdampak pada peralihan peran
  • Bila salah satu anggota secara sepihak meminta pasangannya untuk bertanggung jawab/bila ada pandangan kaku mengenai kerja pria dan kerja wanita, mungkin akan timbul perlawanan halus/tugas berlebihan dengan meningkatnya tanggung jawab akibat adanya bayi yang baru lahir
  • Pasangan dalam fase penantian, akan mengalami perasaan yang hebat, tantangan dan tanggung jawab. Bila digunakan secara baik, kesempatan ini akan digunakan untuk menguji kemampuan dalam mempersiapkan untuk menerima dan mengintegrasikan anggota keluarga yang baru kedalam sistem.

Fase bulan madu (honeymoon)
  • Fase bulan madu akan sangat berdampak apad masa puerperium(nifas), hal ini perlu mendapat perhatian pada asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan
  • Fase bulan madu ini bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan gembira
  • Hubungan personal pasangan juga tidak kalah penting, tetapi sebagian besar tenaga difokuskan pada pengembangan hubungan baru dengan bayi

Ketertarikan dan keterkaitan (bonding and attachment)
  • Kemampuan BBL untuk mengendalikan tingkah laku merupakan rangsang kuat untuk orang tua yang siap untuk melanjutkan hubungan dari ketertarikan awal (initial bonding) menuju keterkaitan (attachment)
  • Ketertarikan merupakan awal tertariknya dan keinginan untuk lebih mengenal
  • Sedangkan keterkaitan merupakan suatu kerja keras dan lama untuk mencintai seseorang
  • Oleh karena itu, ketertarikan dapat dianggap langkah awal dalam proses saling tertarik dan respon antara orang tua dan BBL berkembang dan menjadi kasih sayang dan afiliasi

Pelayanan asuhan kesehatan
  • Pelayanan asuhan harus hati-hati bila menasihati pasien, sehingga tidak menimbulkan rasa bersalah pada orang tua yang tidak dapat atau tidak turut berpartisipasi dalam proses persalinan dan yang tidak langsung tertarik pada bayi barunya.
  • Proses keterkaitan bervariasi dari satu keadaan ke keadaan yang lain dan dari satu kebudayaan ke kebudayaan yang lain


E. SIBLING (KAKAK-KAKAK)


  • Respon kakak-kakak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan bergantung kepada umur dan tingkat perkembangan
  • Biasanya balita kurang sadar akan adanya kelahiran
  • Mereka mungkin melihat “pendatang baru” itu sebagai saingan atau mereka takut akan kehilangan kasih sayang orang tua
  • Tingkah laku negatif mungkin muncul dan merupakan petunjuk derajat stress pada kakak-kakak ini
  • Tingkah laku negatif ini mungkin berupa masalah tidur, peningkatan upaya menarik perhatian, kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti ngompol, atau menghisap jempol.
  • Beberapa anak mungkin memperlihatkan tingkah laku bermusuhan terhadap sang ibu, terutama bial ibu menggendong bayi atau memeberi makan
  • Tingkah laku ini merupakan manifestasi rasa iri dan frustasi yang dirasakan kakak-kakak ini bila mereka melihat perhatian sang ibu diberikan kepada orang lain.
  • Orang tua harus mencari kesempatan-kesempatan untuk menegaskan kembali kasih sayang mereka untuk kakak yang sedang rapuh ini
  • Anak prasekolah mungkin akan lebih banyak melihat daripada menyentuh
  • Sebagian besar akan menghabiskan waktu dekat dengan bayi dan berbicara kepada ibu tentang bayi ini
  • Lingkungan yang relaks dan biasa tanpa dibatasi waktu yang akan mempermudah interaksi anak-anak yang muda dengan bayi
  • Sang kakak harus diberikan perhatian khusus oleh orang tua, pengunjung dan bidan yang sepadan dengan yang diberikan kepada bayi baru

Adaptasi kakak
Balita
  • Bagaimana cara kakak menyesuaikan diri dengan kelahiran bayi akan sangat bergantung kepada umur dan tingkat perkembangan anak-anak
  • Anak-anak yang sangat muda, 2 tahun atau kurang, tidak menyadari perubahan pada ibunya yang sedang hamil dan tidak mengerti bahwa akan lahir seorang adik laki-laki atau perempuan karena balita belum mempunyai persepsi waktu
  • Banyak orang tua yang menangguhkan pemberitahuan sampai dekat dengan saat kelahiran
  • Meskipun sulit untuk mempersiapkan anak yang masih sangat muda untuk menyongsong kelahiran bayi, seorang bidan dapat memberikan saran yang membantu
    • Pertama, segala perubahan dalam susunan tidur bersama harus dibuat beberapa minggu sebelum kelahiran supaya balita tersebut tidak merasa disingkirkan oleh bayi yang baru
    • Kedua, orang tua dapat mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan mereka untuk menanyakan balita tersebut apakah dia iri dan menyesali adanya adik, apabila si balita harus dapat berbagi waktu dan perhatian dengan si bayi
    • Hanya apabila si balita merasa aman terhadap kasih sayang orang tuanya, baru dapat diharapkan seorang anak berumur 2 tahun dapat menyongsong kedatangan “orang lain”
    • Sangat penting diyakinkan secara berulang kali yang utama bagi orang tua adalah kasih sayang mereka kepada si balita
    • Dapat diajarkan kepada orang tua untuk menerima perasaan kuat/hebat yang diperlihatkan balita, seperti marah, iri atau kesal, tanpa menghakimi dan selalu memperkuat kasih sayang terhadap anak tersebut
Anak yang lebih tua
  • Anak yang lebih tua, dari usia 3-12 tahun, lebih sadar akan perubahan-perubahan tubuh ibunya dan mungkin menyadari akan terjadinya kelahiran bayi
  • Anak-anak ini mungkin akan tertarik untuk memperhatikan perut ibu, dan merasakan pergerakan janin. Mereka akan senang mendengarkan denyut jantung janin, dan mungkin mempunyai beberapa pertanyaan tentang cara bayi dikeluarkan dari perut
  • Mereka umumnya mengerti si bayi akan merupakan adik laki-laki atau perempuan dan sangat menunggu kehadiran bayi
  • Namun mereka mungkin mengharapkan bayi yang lahir langsung sudah dapat dibuat bermain dan sering kaget melihat betapa kecil dan tak berdayanya si bayi
  • Anak-anak yang telah sekolah akan mendapat keuntungan bila diikutsertakan dalam persiapan menyongsong bayi
  • Mereka sering senang mengukur besar dan perkembangan janin dan mencatat di kalender
  • Mereka tertarik untuk mempersiapkan tempat untuk bayi tidur dan mengumpulkan barang-barang keperluan bayi
  • Anak-anak ini harus diajak untuk merasakan pergerakan janin, dan banyak diantara mereka yang mendekat ke perut ibunya dan berbicara dengan si janin
  • Anak-anak yang lebih tua juga mendapat rasa tenteram dan menikmati waktu bersama orang tua
  • Anak-anak yang berumur 3 tahun pun akan mendapat keuntungan dari kelas-kelas (kelas khusus persiapan menjadi orang tua/parent education program) untuk persiapan sebagai kakak
  • Mereka diajak untuk membawa boneka sehingga mereka dapat belajar cara mengasuh bayi
  • Kelas-kelas ini juga merupakan kesempatan untuk dapat berdiskusi mengenai perubahan-perubahan dalam keluarga akibat adanya bayi yang baru
  • Dalam beberapa keadaan, anak berumur 3 tahun sudah diperbolehkan hadir saat persalinan
  • Bila anak yang muda ini akan hadir untuk peristiwa persalinan, mereka harus mengikuti kelas yang akan mempersiapkan mereka untuk peristiwa tersebut
  • Seseorang yang sudah dikenal harus hadir untuk dapat menerangkan apa yang sedang terjadi dan menenangkan mereka atau membawa mereka keluar ruangan kalau mereka takut
Remaja
  • Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat perkembangan mereka
  • Ada remaja yang malu karena kehamilan berarti ada hubungan seksual antara orang tua mereka
  • Mereka mungkin jijik melihat perubahan fisik ibu
  • Banyak remaja yang sangat larut dalam perkembangan mereka sendiri yang meliputi :
    • Pengenduran ikatan kepada orang tua dan menghadapi perkembangan seksualitas mereka sendiri
    • Mereka mungkin tidak peduli terhadap kehamilan kecuali bila mengganggu kegiatan mereka sendiri, namun ada remaja yang justru menjadi sangat terlibat dan ingin membantu dengan persiapan untuk bayi.
Demikianlah artikel kami ini yang singkat dari jurnalis bidan dengan judul yaitu Kebutuhan Psikologi Bagi Ibu Hamil. Semoga apa yang telah kami berikan dan sajikan bagi teman-teman semuanya dapat membatu dan bermanfaat. Terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa lagi yaa.

Thursday, April 18, 2019

Perubahan Anatomi Serta Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil

Perubahan Anatomi Dan Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil

Perubahan Anatomi Dan Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil


1. PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI


a. uterus
  • terjadi pertambahan ukuran sel-sel otot uterus
  • terjadi lightening pada akhir-akhir kehamilan
pengaruh hormon estrogen dan progesteron :
  • Hipertrofi dan dilatasi otot
  • Penumpukan jaringan fibrosa dan elastik untuk menambah kekuatan dinding uterus
  • Penambahan jumlah dan ukuran pembuluh darah vena
  • Dinding uterus semakin lama semakin menipis
  • Uterus kehilangan kekakuan dan menjadi lunak dan tipis bersamaan dengan bertambahnya umur kehamilan
b. serviks
  • terjadi perlunakan
  • mengeluarkan sekret mukus endoserviks karena pengaruh progesteron untuk perlindungan terhadap infeksi
  • estrogen meningkatkan vaskularitas sehingga timbul tanda chadwick
  • prostaglandin dilepaskan dari jaringan untuk perlunakan serviks
  • effacement atau pemendekan terjadi pada primigravida pada 2 minggu terakhir
c. vagina
  • jaringan otot mengalami hypertrofi
  • terjadi peningkatan vaskularisasi
  • peningkatan pengeluaran pervaginam
d. vulva
  • vaskularisasi meningkat
  • warna menjadi lebih gelap
e. ovarium dan tuba falopii
  • ovulasi berhenti selama kehamilan
  • pematangan folikel baru ditangguhkan dan hanya satu korpus luteum yang ditemukan dalam ovarium
  • tuba fallopii mengalami hipertrofi
  • epitel mukosa menjadi gepeng

2. PAYUDARA

  • Pada 3-4 minggu ada sensasi rasa nyeri, duktus dan alveoli membesar
  • Pada 6 minggu ukuran payudara bertambah besar
  • Pada 8 minggu mulai tampak 12-13 nodul kecil disekitar areola, merupakan kelenjar sebasea yang terdapat pada nipple (puting susu) yang mengalami perubahan, serta menghasilkan sebum (kelenjar keringat yang ada di puting) yang menjaga agar mammae tetap lembut dan kenyal
  • Pada 12 minggu puting susu membesar dan melunak, areola meluas, terjadi pigmentasi (berwarna lebih gelap) dengan diameter awal 4 cm, diameter maksimal 7 cm
  • Pada 16 minggu terdapat pengeluaran kolostrum
Perubahan mammae selama kehamilan


Umur kehamilan (minggu) Perubahan
3-4 minggu
6 minggu
8 minggu
8 minggu
12 minggu
16 minggu
Rasa penuh pada payudara
Terjadi pembesaran dan sedikit nyeri
Pelebaran pembuluh darah vena disekitar mammae
Kelenjar montgomery mulai tampak
Penggelapan disekitar areola dan putting
Colostrum sudah mulai dikeluarkan


    3. PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN/HORMON

    • Adenohypophysis (membesar sebesar 50% dan produksi hormon pertumbuhan meningkat)
    • Neurohypophysis (oksitosin)
    • Hormon ovarium (estrogen, progesteron dan relaksin)
    • Hormon-hormon sel trofoblast (HCG untuk mencegah degenerasi corpus luteum)
    • Hormon plasenta
    • HCG
    • Estrogen (menstimulasi pertumbuhan otot-otot uterus dan membuat sensitif terhadap oksitosin, menstimulasi pertumbuhan duktus-duktus payudara, pertumbuhan puting susu, hiperpigmentasi)
    • Progesteron (mempengaruhi jaringan-jaringan yang dipengaruhi estrogen, proliferasi dan meningkatkan vaskularisasi desidua, relaksasi miometrium)
    • Human placental lactogen/HPL (meningkatkan metabolisme untuk nutrisi fetus terutama metabolisme glukosa dan lemak
    • Pengaruh umum estrogen adalah menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah sel. Sedangkan pengaruh khususnya :
      • Menyebabkan penebalan dari nedometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berimplantasi
      • Menyebabkan hipertrofi (pelebaran pada otot) dari dinding uterus dan hiperplasia (peningkatan ukuran pembuluh darah) serta lymphatic yang meningkatkan vaskularisasi, kongesti (penimbunan jumlah darah atau lendir yang berlebih dalam organ tubuh) dan edema (pembengkakan). Perubahan-perubahan ini mengakibatkan : tanda chadwick (perubahan warna serviks menjadi biru lipid, tanda goodel (vagina melunak), tanda hegar (istmus tidak teraba).
      • Hipertrofi dan hiperplasia otot-otot uterus
      • Hipertrofi dan hiperplasia jaringan payudara termasuk sistem pembuluh darah
      • leucorrhea, mimisan, hidung tersumbat, ginggivitis, mual pada awal kehamilan
    • Pengaruh progesteron secara umum adalah peningkatan sekresi dan mengendurkan otot-otot polos. Sedangkan pengaruh khusus diantaranya adalah :
      • Menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berinflantasi
      • Mengendurkan otot-otot halus yang berakibat : meningkatnya waktu pengosongan lambung dan peristaltik, meningkatkan gastric reflux karena relaksasi cardiac spinchter yang menyebabkan rasa panas pada perut, penurunan motilitas (gerakan usus melambat) gastro intestinal yang menyababkan terjadinya konstipasi (susah BAB), pembuluh arteri dan dinding vena relaksasi dan dilatasi yang meningkatkan kapasitas vena dan menambah resiko terjadinya hemoroids/wasir.
      • Menjaga peningkatan suhu basal ibu
      • Merangsang perkembangan sistem alveolar payudara
      • Dengan hormon relaksin dapat melembutkan/mengendurkan jaringan ikat, ligamen-ligamen dan otot-otot yang mengakibatkan sakit punggung dan nyeri ligamen


    4. PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN


    • Kadar serum IgA dan IgM meningkat selama kehamilan karena adanya peningkatan resiko infeksi


    5. PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN

    • BAK cenderung menetapkan frekuensinya mulai dari kehamilan 6-12 minggu, pada usia kehamilan selanjutnya perubahan jaringan bagian bawah rongga panggul akan meningkatkan frekuensi BAK dari biasanya.
    • Setelah 16 minggu pembesaran uterus akan membuat ureter menjadi dilatasi untuk menampung banyaknya urin
    • Ukuran ginjal sedikit bertambah besar, vaskularisasi meningkat karena pengaruh progesteron
    • Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan dan menurun pada akhir kehamilan
    • Glukosaria (kadar glukosa dalam urin) meningkat pada kehamilan


    6. PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN

    • Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan uterus
    • Penurunan tonus dan motilitas saluran gastro intestinal menyebabkan  waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama
    • Penyerapan makanan meningkat
    • Terjadi konstipasi yang dapat meningkatkan terjadinya haemoroid
    • Adanya refluks sekret-sekret asam ke esofagus menyebabkan terjadinya pirosis (nyeri ulu hati)
    • Gusi menjadi melunak dan mudah berdarah (hiperemi)


    7. PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

    • Terdapat peningkatan mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal dan sendi pubis karena pengaruh hormonal
    • Perubahan postur menyebabkan rasa tidak nyaman di punggung bagian bawah


    8. PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER

    • Peningkatan curah jantung pada kehamilan 16 minggu sekitar 40-50% dari biasanya
    • Peningkatan volume darah 25-30%, sel darah merah bertambah 20% yang menyebabkan hemodilusi
    • Denyut nadi meningkat
    • Cardiac output meningkat karena adanya peningkatan volume darah
    • Terdapat sedikit peningkatan tekanan darah sampai umur kehamilan 30 minggu
    • Peningkatan volume darah, bersamaan dengan distensi pada vena dan tekanan uterus menyebabkan oedema pada kaki, vulva dan saluran anal, sehingga beresiko terjadi varises vena dan sering hemoroid
    • Posisi terlentang menyebabkan terjadinya supine hypotensi syndrome


    9. PERUBAHAN SISTEM INTEGUMEN/KULIT

    • Terjadi pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva dan muka (chloasma)
    • Linea alba menjadi linea nigra
    • Muncul striae gravidarum


    10. PERUBAHAN SISTEM METABOLISME

    • Terjadi perubahan metabolisme
    • Metabolisme basal meningkat
    • Masukan makanan sangat berpengaruh untuk metabolisme ibu dan janin
    • Ketidakseimbangan akan menyebabkan berbagai masalah seperti hiperemesis, diabetes dan lain-lain.
    • Retensi air meningkat akibat penurunan tekanan osmotik koloid interstisial


      11. NUTRISI DAN DIET

      • Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan uterus, plasenta, payudara. Sangat penting untuk material herediter, pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga jumlah yang adekuat sangat diperlukan
      • Karbohidrat merupakan penyedia energi untuk sel-sel pada tubuh, simpanan energi (glikogen pada plasenta) untuk pertumbuhan fetus sehingga dibutuhkan asupan karbohidrat yang besar untuk energi
      • Lemak, konsenterasi lipid dan kadar kolesterol lipoprotein meningkat sebagai energi untuk ibu dan janin
      • Mineral, kebutuhan zat besi meningkat, kadar kalsium dan magnesium menurun
      • Vitamin, berfungsi untuk mengaktifkan enzim dalam tubuh sehingga suply vitamin dalam diet harus  adekuat



      12. DARAH DAN PEMBEKUAN DARAH

      • Volume plasma, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu, mencapai maksimum pada 30-34 minggu sampai dengan persalinan
      • Massa RBC, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu
      • WBCs, meningkat selama kehamilan, persalinan dan kelahiran bayi
      • Platelets meningkat selama kehamilan dalam batas normal
      • Faktor-faktor pembekuan adalah meningkatnya fibrinogen (I, VII, VIII, IX, X), menurunnya faktor XI dan XII, sedangkan protrombin (F II) dan F XII tidak berubah



      13. PERUBAHAN BB DAN IMT

      • Suatu metode untuk mengetahui penambahan BB optimal
      • Untuk rekomendasi penambahan BB
      • IMT BB(Kg)/ (TB(m))2
      • Kategori BMI, rendah (BMI < 19,8) 12,5 s/d 18, normal (BMI 19,8-26) 11,5 s/d 16, tinggi (BMI > 26-29) 7 s/d 11,5
      • 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg
      • 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg
      • Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg adalah :
      Bagian Berat badan (kg)
      Janin
      Plasenta
      Cairan amnion
      Peningkatan berat uterus
      Peningkatan berat payudara
      Peningkatan volume darah
      Cairan ekstra seluler
      Lemak
      3-4
      0,6
      0,8
      0,9
      0,4
      1,5
      1,4
      3,5
      Total 12,5 kg


      14. PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN

      • Ketidaknyamanan dan gangguan memperberat penyakit saluran respirasi
      • Perubahan mukosa saluran respirasi
      • Diafragma naik atau terjadi desakan diafragma akibat dorongan rahim yang membesar
      • Pernafasan menjadi lebih pendek dan dalam (frekuensi 14-15 x/menit) akibat peningkatan penggunaan oksigen
      • Peningkatan konsumsi oksigen
      • Progesteron menyebabkan hiperventilasi
      • Penurunan kadar CO2 menyebabkan alkalosis


      15. PERUBAHAN SISTEM PERSYARAFAN

      • Gangguan pada efisiensi tidur
      • Masalah pada pemusatan perhatian dan memori


      Sumber : Jurnalis Kebidanan


      Demikianlah artikl kami ini yang berjudul yaitu Perubahan Anatomi Serta Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil. Semoga apa yang kami berikan dan sajikan untuk sahabat Jurnalis Kebidanan semuanya dapat bermanfaat, terimakash atas kunjungannya, terimakash.